53 Karya Seni Urban Dipamerkan di Surabaya
Rabu, 5 Oktober 2011 17:14 WIB
Surabaya - Sebanyak 53 karya seni urban atau "urban art" yang berupa urban toys, komik, desain T-shirt, mural, digital painting, desain karakter, dan sebagainya dipamerkan di Ruang Pameran Perpustakaan Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya pada 26 September hingga 22 Oktober 2011.
"Puluhan karya itu merupakan hasil karya dari belasan mahasiswa, dosen, dan alumni DesKomVis UK Petra Surabaya, tapi ada juga hasil karya yang bukan perorangan yakni dari Komunitas Tiada Ruang (KTR)," kata staf Perpustakaan UK Petra Surabaya, Petrus J. Pranowo, di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, "urban art" tidak hanya diterjemahkan sebagai seni perkotaan atau seni yang dimunculkan oleh perkotaan, namun lebih dari itu, urban art (seni urban) adalah ungkapan rasa, refleksi maupun gagasan dari masyarakat perkotaan yang merupakan imbas dari tuntutan masyarakat urban.
"Bercampurnya masyarakat yang berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, etnis dan sosio-kultural itu membentuk budaya urban, salah satunya adalah pemikiran kontemporer mengenai lahirnya gagasan-gagasan baru yang tidak mampu diwadahi oleh seni klasik," katanya.
Oleh karenanya, seni urban yang mewujud dari budaya urban menghasilkan karya-karya seni yang cenderung orisinil; tidak mempermasalahkan ada-tidaknya kepentingan kapital (industri); membentuk komunitas yang sama; eklektik; tidak gagap berkolaborasi dengan latar belakang yang berbeda; dan eksperimental.
Dalam pameran bertajuk "URBANation" itu, mayoritas karya yang dipamerkan merupakan "urban toys" (mainan urban) seperti desain karakter berupa rompi dalam kompik tertentu.
Bahkan, banyak pula "paper toys" (mainan kertas) berupa punakawan 3-Dimensi, vespa kertas berukuran kecil, dan wajah tokoh beragam karakter yang juga terbuat dari kertas berukuran kecil.
Sementara itu, karya komunitas KTR antara lain poster tentang Pilkada Surabaya yang kritis dengan tulisan antara lain "Koran, Katanya Netral", "Akan Kuputuskan Siapa yang Kucintai 2 Juni Nanti, Jangan Marah, Sayang", "Bela dengan Cinta, Jangan Bela dengan Molotov", dan sebagainya.
Ada pula sejumlah foto dari mural di beberapa sudut kota Surabaya yang dilukis seniman Prancis, Dennis Brun, 4 Juni 2009. Lukisan mural itu antara lain di viaduk Gubeng dan kawasan Kalimas Jalan Ketabang (di seberang Monumen Kapal Selam).
"Saya senang melihat urban art, karena saya menjadi tahu bahwa karya seni itu bukan hanya klasik. Ada karya seni yang merupakan kreasi baru dan unik," kata Lisa, mahasiswi semester 7 Jurusan Arsitektur UKP Surabaya.