Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kawasan Kayutangan yang terletak di Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang, Jawa Timur, akhir-akhir ini memang menjadi salah satu kawasan wisata yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Kawasan yang sempat mati suri tersebut, saat ini mulai menggeliat usai Pemerintah Kota Malang melakukan sejumlah upaya penataan kawasan tersebut. Pemerintah Kota Malang, ingin menyulap kawasan itu, seperti Malioboro di Yogyakarta.
Deretan kafe dan restoran saat ini sudah mulai menjamur pada destinasi wisata yang disebut Kayutangan Heritage itu. Cita-cita Pemerintah Kota Malang tidak hanya menghidupkan kawasan jalan protokol itu, namun juga memutar roda ekonomi area perkampungan sekitar.
Dalam rencana besarnya, pengembangan koridor Kayutangan Heritage juga diharapkan mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke area perkampungan yang terletak di belakangan Jalan Basuki Rachmat.
Perkampungan yang ada di kawasan itu, memang memiliki daya tarik tersendiri, mengingat kawasan perkampungan di Kayutangan merupakan area permukiman penduduk peninggalan masa Hindia Belanda dengan segala keunikannya yang hingga kini masih tetap ada.
Sejumlah rencana pengembangan kawasan Kayutangan Heritage tersebut, tentunya harus memiliki rencana jangka panjang terkait dampak dan keuntungan apa yang bisa diterima oleh masyarakat setempat, dan secara khusus warga Kota Malang.
Baru-baru ini, Pemerintah Kota Malang berencana menerapkan skema arus lalu lintas satu arah di kawasan tersebut. Niatan Pemerintah Kota Malang itu, salah astunya dilatarbelakangi keinginan untuk semakin menghidupkan kawasan Kayutanyan Heritage.
Berdasarkan rencana penerapan arus lalu lintas satu arah yang akan diterapkan di Kayutangan Heritage, arus kendaraan dari arah utara atau dari Surabaya, hanya bisa melintasi kawasan Kayutangan hingga Simpang Empat Rajabali.
Sementara arus kendaraan dari arah selatan, bisa melintasi Jalan Basuki Rachmat hingga persimpangan yang sama. Artinya, baik dari arah utara maupun selatan, akan dipertemukan di Simpang Empat Rajabali.
Dari Simpang Empat Rajabali, arus kendaraan akan diarahkan ke Jalan Semeru atau Jalan Kahuripan. Arus kendaraan itu kemudian harus memutar atau menempuh jarak lebih jauh karena tidak bisa melintas kawasan Kayutangan, yang sesungguhnya jalur arteri Kota Malang.
Jika dicermati dengan teliti, wisatawan yang berasal dari wilayah Surabaya atau baru masuk ke Kota Malang dari arah utara, tidak bisa langsung melintas ke kawasan Kayutangan yang digadang-gadang menjadi salah satu destinasi wisata utama di Kota Malang.
Lantas, bagaimana cara memperkenalkan kawasan wisata Kayutangan Heritage itu jika wisatawan harus memutar terlebih dahulu sebelum bisa mengakses koridor yang pada tiap akhir pekan menggelar pertunjukan musik di sejumlah titik itu.
Rencana penerapan arus satu arah tersebut, juga mendapatkan keluhan dan protes dari masyarakat sekitar di kawasan Kayutangan, termasuk para pengemudi angkutan umum yang melintas di Jalan Basuki Rachmat.
Pada sejumlah sudut kota, terpampang banner yang menyatakan menolak pemberlakuan satu arah tersebut. Di sejumlah kendaraan angkutan umum yang beroperasi di Kota Malang, juga terdapat tulisan serupa sebagai aksi protes kebijakan.
Keluhan pengemudi angkutan umum itu bukan tanpa alasan. Penerapan satu arah dengan skema sedemikian rupa di Kayutangan, akan menambah jarak tempuh. Belum lagi, ada potensi kemacetan yang terjadi.
Sebagai informasi, perusahaan analisa data lalu lintas, Inrix, merilis bahwa pada 2021, Kota Malang menjadi kota termacet keempat di Indonesia.
Para supir angkot menilai, jarak tempuh lebih panjang itu tidak sebanding dengan pendapatan yang kian tergerus karena menghadapi persaingan berat dengan angkutan umum berbasis daring.
Namun, rencana untuk menerapkan arus lalu lintas satu arah di kawasan Kayutangan Heritage masih belum final. Pemerintah Kota Malang dalam waktu dekat masih akan melakukan uji coba rencana tersebut, yang kemudian akan dilanjutkan dengan tahapan evaluasi.
Jika hasil dari uji coba penerapan satu arah itu menimbulkan titik kemacetan baru dan tidak efektif, sudah seharusnya rencana tersebut dikaji ulang. Namun, jika memang kebijakan itu membawa dampak positif, bisa dilanjutkan untuk kepentingan masyarakat.
Mari kita tunggu uji coba penerapan arus lalu lintas satu arah di Kayutangan yang rencananya mulai dilakukan pada 20 Februari 2023 mulai pukul 05.00 WIB tersebut.
Mencermati rencana kebijakan arus lalu lintas satu arah di Kayutangan
Sabtu, 18 Februari 2023 13:24 WIB
Belum lagi, ada potensi kemacetan yang terjadi