Lumajang (ANTARA) - Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru kembali mencatat terjadi getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
Berdasarkan laporan tertulis petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur, Yadi Yuliandi menyebutkan bahwa pengamatan kegempaan Gunung Semeru pada 9 Pebruari 2023 periode pukul 12.00-18.00 WIB tercatat satu kali gempa getaran banjir lahar dingin Semeru.
"Tercatat satu kali gempa getaran banjir lahar dingin Gunung Semeru dengan amplitudo 8 mm dan lamanya 2.400 detik," katanya di Lumajang.
Selain terekam getaran banjir, lanjut dia, pengamatan kegempaan juga mencatat sebanyak 22 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15-22 mm dan lama gempa 80-160 detik.
Untuk pengamatan Gunung Semeru secara visual yakni gunung api tertutup kabut dan asap kawah tidak teramati, kemudian cuaca berawan hingga mendung, angin lemah ke arah selatan.
Pada Rabu (8/2) periode pukul 00.00-24.00 WIB tercatat sebanyak dua kali gempa getaran banjir dengan amplitudo 8-20 mm yang lama gempa 501-1.371 detik.
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan pihaknya selalu mendapat laporan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
"Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi)," katanya.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
"Masyarakat di lereng Semeru juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.