Kab Mojokerto (ANTARA) -
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyerahkan bantuan sosial untuk warga Desa Canggu dan Penompo, Kecamatan Jetis yang menjadi korban terdampak angin kencang di balai desa setempat, Selasa.
Bupati Ikfina menyampaikan, saat ini tengah memasuki musim waspada terhadap bencana hidrometeorologi dan meminta masyarakat untuk selalu waspada dan siaga menghadapi hal tersebut.
"Kita sekarang berada di bulan-bulan ada kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, termasuk angin puting beliung. Kalau angin puting beliung ini memang sulit untuk diantisipasi, karena memang tidak tentu titiknya," ujarnya.
Dalam penanganan bencana, kata dia, pemerintah diizinkan untuk menggunakan anggaran dalam rangka penanganan kebencanaan. Maka dari itu, ada sejumlah proses yang memang harus dilalui.
"Terkait bencana, kami diizinkan untuk mengambil dana bantuan tidak terduga, sehingga ada prosedur yang harus diikuti dan dilalui, dicek lapangan, kemudian datanya diserahkan ke saya, melewati pengecekan ke inspektorat, itu harus dilalui semua. Sehingga kami mohon maaf kalau bantuan ini diserahkannya sedikit agak lama," tuturnya.
Mekanisme tersebut, lanjut Ikfina, telah ditetapkan sesuai aturan negara yang bertujuan untuk mencegah adanya korupsi anggaran.
"Agar tidak ada korupsi di sini. Ini yang tidak diinginkan oleh negara. Proses ini harus bertahap sesuai proses. Sehingga ini benar-benar real, tidak mengada-ada, karena ini sudah melalui perhitungan," katanya.
Dengan diserahkannya bantuan sosial ini, dirinya berharap bantuan tersebut bisa bermanfaat untuk masyarakat yang sudah terdampak angin kencang.
"Semoga bantuan ini bermanfaat, kalau memang sudah ada yang dibangun kerusakannya, bantuan ini tetap kami berikan karena memang ini hak anda semua," ucapnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Yo'i Afrida menyampaikan, kejadian angin kencang ini terjadi pada 30 November 2022.
"Sesuai dengan petunjuk, bantuan ini baru bisa kami serahkan hari ini. Penerima bantuan dari Desa Penompo ada sembilan orang, dan yang dari Desa Penompo ada 5 orang," katanya.