Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menerima penghargaan dari Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jawa Timur sebagai inisiator Komite Komunikasi Digital pertama di Indonesia di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa.
Penghargaan yang diterima oleh orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut berlandaskan atas inisiatifnya membentuk membentuk Komite Komunikasi Digital menanggapi banyaknya informasi palsu yang beredar di internet.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan masih banyak persoalan di masyarakat tentang minimnya literasi digital, seperti pemahaman berita hoaks ataupun etika berkomunikasi di media sosial.
"Oleh karena itu, Komite Komunikasi Digital dibentuk sebagai kebutuhan masyarakat untuk mengomunikasikan banyak hal terkait dengan badai informasi yang dahsyatnya luar biasa," ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua ISKI Pusat Dr Leila Mona Ganiem mengungkapkan bahwa penghargaan tersebut diberikan karena Pemprov Jatim berhasil menginisiasi terbentuknya lembaga publik pertama di Indonesia terkait komunikasi digital.
"Langkah yang diambil sangat tepat, karena Indonesia bahkan dunia saat ini sedang menghadapi banyak peluang dan tantangan, sebagai insan komunikasi perlu bangkit untuk berkontribusi memberi pencerahan serta mencari solusi atas permasalahan yang terjadi," katanya.
Tak hanya itu, lanjutnya, ISKI akan terus mendengungkan agar masyarakat harus memiliki kedaulatan komunikasi kebangsaan untuk menjaga keutuhan negara melalui kebebasan hak asasi manusia dalam berkomunikasi.
Menanggapi permasalahan komunikasi di era digitalisasi ini, Ketua Umum ISKI Jatim Prof Rachmah Ida mengatakan akan terus meningkatkan literasi digital kepada masyarakat terutama menjelang pemilihan umum 2024.
"ISKI punya kewajiban untuk meningkatkan literasi digital pada masyarakat terutama untuk penggunaan media yang sehat dan produktif," ungkapnya.
Sementara itu, pada kesempatan sama dilakukan pengukuhan pengurus ISKI Jatim periode 2022-2025.
Ketua Umum ISKI Jatim dijabat oleh Prof Rachmah Ida yang dibantu oleh Dr Suko Widodo, Dr Catur Suratnoaji, dan Jokhanan Kristiyono.
Kemudian, Sekretaris Jenderal Dr Syafrida N Febriyanti, Sekretaris Umum Poppy Febriyana, Bendahara Umum Ririn Puspita Tutiasri, serta koordinator-koordinator bidang.