Kediri (ANTARA) - Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mendorong agar kesenian Tiban di daerah ini tetap dilestarikan, di tengah gempuran teknologi informasi saat ini.
Ketua DKK Kabupaten Kedirk Imam Mubarok di Kediri, Rabu, mengemukakan seni tradisional Tiban memang sudah jarang tampil. Biasanya kesenian itu ditampilkan dalam ritual permohonan hujan dan acara bersih desa atau merti desa.
"Pandemi yang sudah berjalan selama dua tahun, nyaris mereka tidak pernah ada tanggapan. Karena ini sudah menyebar, sudah selayaknya kesenian Tiban ini diajukan HAKI (hak kekayaan intelektual)-nya oleh Pemkab Kediri," katanya.
Kegiatan pertunjukan Tiban baru digelar di Dusun Mitiran, Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, yang dikemas dengan seni tradisional Tiban dan Jaranan Kediren Setyo Budoyo. Acara itu juga seizin Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri.
Di Kabupaten Kediri ada beberapa desa yang hingga kini masih melestarikan kesenian Tiban, di antaranya di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadluwih, Desa Jambean di Kecamatan Kras, dan Desa Surat di Kecamatan Mojo.
Mubarok menambahkan pertunjukan kesenian ini memang masih ada hingga kini.
Pertunjukan ini adalah kesenian rakyat yang disertai arak-arakan, ada sesaji dan doa. Khusus untuk sesaji disiapkan oleh seluruh kaum perempuan dan doa dipanjatkan dengan lantaran kepada danyang (leluhur) desa untuk mendatangkan hujan.
Untuk tempat dan waktu dilaksanakan pada saat kemarau panjang dan di halaman yang luas atau persawahan. Pada bentuk pertunjukan, terdapat arak-arakan yang hanya diikuti oleh pemain Tiban, sesepuh desa, pladhang dan pembawa sesaji.
Mubarok menjelaskan, sejarah kemunculan kesenian ini sudah turun temurun menjadi cerita rakyat dan dimulai masa Kerajaan Kadiri. Sang Raja menuntut rakyat menurut perintahnya dan membuat ketakutan.
Meskipun diperintah oleh raja otoriter, keadaan masyarakat makmur. Segala masalah diselesaikan secara gotong royong. Masyarakat yang lebih dahulu panen membagi kepada tetangga, hingga akhirnya terjadi kemarau panjang dan digelar ritual, kemudian hujan turun.
Ia berharap generasi muda tetap melestarikan kesenian ini. Di tengah gempuran informasi teknologi, diharapkan tidak membuat kesenian ini semakin hilang.
"Sayang sekali kesenian ini belum diminati oleh kaum muda sebagai penerus. Pemain yang ada saat ini sudah sepuh. Inilah pentingnya pelestarian seni tradisi. Semua bertanggungjawab untuk keberlangsungannya," kata Mubarok.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri Adi Suwignyo mengatakan pihaknya terus mendorong agar kesenian di kabupaten ini tetap lestari, salah satunya mendukung untuk mereka tampil. Pandemi COVID-19 diharapkan tidak menyurutkan semangat untuk terus melestarikan kesenian.
"Kami tentunya mendukung penuh kesenian Tiban ini. Kami juga berharap ada regenerasi, sehingga kesenian ini tetap lestari," kata Adi.
DKK Kabupaten Kediri dorong kesenian Tiban tetap dilestarikan
Rabu, 2 Maret 2022 21:09 WIB