Banyuwangi (ANTARA) - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menjadi percontohan dan sekaligus ditunjuk menjadi tuan rumah rapat koordinasi pengelolaan laboratorium lingkungan se-Indonesia karena menerapkan Laboratory Information Management System (LIMS) yang diterapkan dalam inovasi bertajuk "Sistem Informasi Manajemen Pelayanan Laboratorium Lingkungan (Simpling)".
"Inilah alasan kami memilih Banyuwangi. Kami undang para pengelola UPT laboratorium lingkungan se-Jatim ke sini secara langsung serta para UPT lainnya lewat daring, supaya mereka bisa melihat langsung praktik baik yang dilakukan Banyuwangi," kata Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Eva Betty Sinaga dalam keterangan tertulis diterima ANTARA di Banyuwangi, Rabu.
Dengan penerapan LIMS tersebut, menurut Eva, akan memberikan kemudahan bagi pelanggan laboratorium dalam memperoleh hasil pengujian serta menjamin kerahasiaannya.
"Standar LIMS ini masih belum banyak digunakan di Indonesia. Di Jawa Timur saat ini masih Banyuwangi yang punya," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, Banyuwangi juga dinilai memiliki komitmen yang sangat kuat dalam mendorong pengembangan kapasitas laboratorium lingkungan di daerahnya, di antaranya menerapkan metode pengujian sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).
"Jadi, tidak heran jika UPT laboratorium lingkungan daerah di Banyuwangi ini menjadi salah satu yang terbaik di Jawa Timur," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sangat mengapresiasi kegiatan tersebut sekaligus juga berterima kasih karena pemerintah pusat telah memilih Banyuwangi sebagai lokasi Rakor Peningkatan Kapasitas Laboratorium Lingkungan.
"Terima kasih telah memilih Banyuwangi sebagai tempat pelaksanaan kegiatan ini. Bagi kami ini merupakan kehormatan sekaligus dukungan untuk mendorong perekonomian Banyuwangi," katanya.
Ipuk berharap kegiatan ini bisa memperkuat sinergi antar daerah, khususnya terkait penanganan isu lingkungan hidup.
"Dalam proses pembangunan, terkadang kemajuan daerah beriringan dengan masalah polusi, sampah, dan limbah. Ini yang harus kami upayakan dan bahas bersama bagaimana hal itu bisa tetap terkendali," ujarnya.
Katanya, Pemkab Banyuwangi melakukan berbagai upaya untuk menjaga keberlangsungan dan kelestarian lingkungan terus dilakukan, di antaranya menggelar berbagai festival bertema lingkungan mulai dari festival toilet bersih, sungai bersih, sedekah oksigen, hingga peragaan busana dari bahan bekas.
"Kami juga membuat kebijakan daerah yang membatasi penggunaan lahan di wilayah-wilayah tertentu. Misalnya, di sekitar bandara jami jadikan lahan abadi. Kami tidak akan pernah mengeluarkan izin mendirikan bangunan (IMB) di lahan tersebut. Ini cara kami menjaga kelestarian dan keindahan alam Banyuwangi," kata Bupati Ipuk.
Rakor itu sendiri bertujuan untuk mendorong percepatan akreditasi dan registrasi laboratorium lingkungan pada pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota se Indonesia. Diikuti secara luring maupun daring oleh kepala UPT laboratorium lingkungan daerah, kepala Dinas Lingkungan Hidup, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan unsur lainnya. (*)
Banyuwangi jadi percontohan implementasi sistem informasi manajemen pelayanan laboratorium lingkungan
Rabu, 15 Desember 2021 16:29 WIB