Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jatim menggelar kegiatan Economic Hybrid untuk mencetak pelaku usaha lokal yang kreatif dan mampu bersaing dengan pelaku usaha lainnya, khususnya pasar internasional.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Provinsi Jawa Timur Soekaryo di Surabaya, Jumat, mengatakan sejak kali pertama dibuka, Economic Hybrid diikuti 159 pelaku usaha ekonomi kreatif dari seluruh Jatim, dan mempresentasikan produk usahanya kepada dewan juri.
"Adapun untuk kriteria penilaian ada empat, yaitu background usaha, monetezing, inovasi dan cara peserta melakukan presentasi," kata Soekaryo kepada wartawan ditemui di Gedung Dyandra Surabaya.
Kemudian, dari total 159 peserta, terpilih lima pelaku usaha ekonomi kreatif terbaik yang selanjutnya mendapatkan penghargaan berupa bantuan modal usaha dan pendampingan.
"Pemberian hadiah kepada pemenang kompetisi ini telah diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa," katanya.
Ia menjelaskan, kegiatan ini dimaksudkan memotivasi dan memberikan apresiasi pelaku ekonomi masyarakat pada masa pemulihan pandemi, di sisi lain kegiatan juga dilakukan mendorong produk lokal berdaya saing dalam penciptaan One Village One Product (OVOP).
"Economic Hybrid merupakan kompetisi ide bisnis yang ditujukan untuk pelaku usaha ekonomi masyarakat kreatif dan inovatif di Jawa Timur," katanya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan pelaku usaha di Jatim akan mempunyai wadah mengembangkan diri dari sisi teknik maupun soft competencies, dengan tujuan meningkatkan kualitas SDM serta produk, dan memperluas jangkauan pasar sehingga dapat terciptanya pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.
"Pagelaran ini, sejalan dengan adanya jargon Jatim Bangkit, sehingga pemprov gencar melaksanakan serta memfasilitasi beragam kegiatan untuk pelaku usaha ekonomi kreatif," katanya.