Surabaya (ANTARA) - Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA., dikukuhkan sebagai guru besar bidang Ilmu Akuntansi bersamaan dengan rangkaian Dies Natalis ke-63 kampus setempat, Rabu.
Prof. Mulyanto Nugroho ditetapkan menjadi guru besar terhitung sejak tanggal 1 Juni 2021, namun karena adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) prosesi pengukuhan guru besar dilangsungkan bersamaan Dies Natalis Untag.
Pada pengukuhan guru besar tersebut, Prof. Nugroho sapaan karibnya, menyampaikan orasi ilmiah bertajuk "Strategi Keuangan Bagi Korporasi Manufaktur yang Financial Distress di Masa COVID-19 di Indonesia".
Penelitiannya dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian yang terdampak oleh pandemi COVID-19.
"Perusahaan manufaktur dipilih karena padat karya dan memiliki ketergantungan SDM. Saat produksi berkurang 50-60 persen akibat pandemi, maka sumber daya manusia akan kena pemutusan hubungan kerja. Penyerapan SDM ini jadi pertimbangan," katanya.
Dalam penelitian tersebut, Prof. Nugroho membandingkan financial distress sebelum dan saat pandemi pada perusahaan manufaktur di Indonesia melalui penelitian deskriptif yang dikombinasikan dengan metode kuantitatif menggunakan linear programming.
Hasilnya, ditemukan bahwa banyak perusahaan manufaktur non-farmasi yang terdampak COVID-19 dan mengalami penurunan omzet.
"Banyak perusahaan manufaktur yang bahan bakunya dari luar (negeri). Kalau lockdown maka pemasukan bahan baku tidak ada. Kalau tidak ada bahan baku maka produksi menurun," ujarnya.
Dari hasil penelitian tersebut, Prof. Nugroho menawarkan strategi mencegah financial distress, yakni tidak boleh hutang jangka. Perusahaan juga harus melakukan manajemen persediaan atau merekonstruksi persediaannya.
"Harus ada subsidi pemerintah untuk menggalakkan ekonomi melalui scheduling bahan baku," tutur Prof. Nugroho.
"Mudah-mudahan perusahaan berkaca pada strategi yang saya usulkan, demikian juga pemerintah. Mudah-mudahan dengan strategi ini perusahaan dapat mengatasi financial distress," ujarnya, menambahkan.
Ketua Yayasan Pendidikan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya Drs. Ec. Mangapul Silalahi, MM memberikan selamat kepada Prof. Nugroho atas capaian sebagai guru besar. Menurutnya Prof. Nugroho telah gigih dan tabah dalam mencapai gelar Profesor.
"Semoga keberhasilan meraih guru besar ini dapat menjadi pendorong bagi dosen lainnya untuk meraih jabatan akademik tertinggi," katanya.
Dalam kesempatan itu, perwakilan guru besar Untag Surabaya Prof. Dr. Tri Ratnawati SE.,MS.,Ak., CA.,CPA bertindak sebagai yang menyambut Prof. Nugroho.
Sambutan dan ucapan selamat lainnya disampaikan secara daring oleh Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasona Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Prof. Dr. Suprapto, DEA, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Bupati Blitar Rini Syarifah serta Rektor dari perguruan tinggi mitra Untag Surabaya. (*)