Kediri (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan rumah kurasi di Kediri, Selasa sebagai media untuk melakukan kurasi terhadap produk UMKM sebelum dikirim ke luar negeri.
Gubernur mengemukakan adanya rumah kurasi itu satu-satunya di Jatim bahkan Indonesia. Dengan itu, tentunya sangat membantu agar produk UMKM yang hendak dikirim ke luar negeri agar produknya bisa terstandar dengan baik dari sisi kualitas serta daya saingnya.
"Mudah-mudahan ini jadi harapan baru, energi positif di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, bahwa masih ada ruang untuk menggerakkan ekonomi kita, terutama pelaku UMKM di saat pandemi seperti sekarang ini," katanya saat peresmian rumah kurasi itu.
Ia mengungkapkan kontribusi UMKM untuk PDRB menyumbang cukup besar. Hal itu ditambah dengan mulai terbukanya pangsa pasar di luar negeri, sehingga produk UMKM bisa tembus pasar ekspor.
"Jadi, UMKM di Jatim itu kontribusi PDRB 57,25 persen. Betapa signifikannya UMKM di Jatim untuk pertumbuhan ekonomi kita. Sekarang ini pangsa pasar di luar negeri mulai terakses," katanya.
Ia juga sering komunikasi dengan pimpinan Bank Indonesia Jatim yang turut serta membantu terkait dengan mediasi, koneksi dengan diaspora termasuk dengan para diplomat dari berbagai negara. Komunikasi dilakukan untuk mencari celah agar produk UMKM memungkinkan untuk dikirim ke luar negeri.
Dirinya juga mengatakan bahwa untuk bisa menembus pasar luar negeri harus terstandarisasi dengan baik. Setiap negara juga mempunyai ketentuan tersendiri untuk produk yang masuk. Untuk itu, dibutuhkan bantuan dari mereka yang ahli yakni kurator. Selain itu, juga dibutuhkan asesor serta instruktur.
Ia mencontohkan, saat serah terima jabatan Bupati Malang, sempat melihat displai beberapa produk. Salah satunya yang mendisplasi adalah seorang ibu-ibu. Dirinya sempat komunikasi dan ternyata keterangan ibu-ibu tersebut sempat putus asa dan akhirnya mempunyai kesempatan untuk mengirim produk yang dijualnya ke pasar luar negeri. Dalam satu bulan diminta untuk mengirim produk keripik hingga 6 ton ke Uni Emirat Arab, yang dikirim pada Februari 2021.
Ternyata, ibu-ibu pengusaha tersebut bilang bahwa yang melakukan kurasi adalah rumah kurasi di Kediri, sedangkan di Malang belum ada. Untuk itu, dirinya berharap agar di daerah lain juga ada rumah kurasi, selain di Kediri yang sudah eksis.
Sementara itu, Kepala BI Jatim Difi Ahmad Djohansyah mengatakan bahwa untuk mewujudkan rumah kurasi butuh perjuangan. Saat ini, yang sudah ada di Kediri, namun diharapkan ke depan bisa dikembangkan lebih lanjut ke kabupaten dan kota lainnya.
"Alhamdulillah semangatnya luar biasa. Ini baru langkah pertama, berikutnya akan muncul yang lain. Harapan kami bisa terus dikembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak," kata dia.
Ia juga berharap pemerintah daerah menganggarkan untuk kurasi produk UMKM. BI juga akan tetap mengawal agar produk UMKM bisa tembus ke luar negeri, termasuk marketplace.
Kegiatan peresmian itu selain dihadiri Gubernur Jatim, juga Kepala BI Jatim dan jajarannya, Kadin, dan berbagai tamu undangan dengan protokol ketat. Acara juga digelar secara daring yang diikuti peserta dari berbagai daerah di Jatim. (*)