Surabaya (ANTARA) - Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Stefania Widya Setyaningtyas mengatakan perlu ada atensi untuk gizi yang disajikan kepada para pasien COVID-19 yang menjalani isolasi mandiri.
Stefani mengatakan bahwa kebutuhan nutrisi seseorang saat isolasi mandiri berbeda-beda, bergantung pada kondisi fisiknya sendiri.
"Misal ia mengalami gejala demam maka ia butuh asupan energi dan cairan yang lebih banyak dibandingkan biasanya. Adanya penyakit penyerta juga mempengaruhi kebutuhan gizinya," ujarnya di Surabaya, Minggu.
Lebih lanjut, Stefania mengingatkan kalau tidak ada makanan yang dapat mencegah atau bahkan menyembuhkan COVID-19. Sebab, makanan yang dikonsumsi lebih berperan untuk mengoptimalkan kerja sistem imun.
"Makanan yang baik adalah makanan yang seimbang dan beragam. Selalu konsumsi sumber protein, karbohidrat, sayur dan buah, serta air yang cukup," kata dia.
Stefania menambahkan ketika mengolah makanan untuk seseorang yang sedang isolasi mandiri tidak ada tata cara khusus, karena belum ada penelitian yang menerangkan bahwa COVID-19 dapat berpindah melalui makanan.
"Sebaiknya olah makanan dengan memasak hingga matang atau panaskan kembali makanan yang dibeli jika tidak segera dimakan," ujarnya, menyarankan.
"Lakukan beberapa tips untuk meningkatkan masa simpan bahan makanan seperti menyimpan sayur hijau dengan membungkus pada wadah yang diberi lubang dan kertas atau tisu," katanya.