Surabaya (ANTARA) - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Irjen Pol. Argo Yuwono memastikan polisi akan menindak preman-preman di seluruh daerah dengan melakukan operasi premanisme.
Argo Yuwono saat ditemui di Mapolda Jawa Timur di Surabaya, Jumat, mengatakan tindakan itu dilakukan setelah Polri meringkus 49 preman yang biasa memalak sopir-sopir truk kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
"Selain di Jakarta, operasi premanisme juga akan dilakukan di seluruh daerah di Indonesia. Suratnya ke Kapolda-Kapolda segera dikirim," katanya.
Jenderal bintang dua itu mengatakan Polri bergerak cepat setelah Presiden Joko Widodo datang ke Pelabuhan Tanjung Priok dan berdialog dengan pekerja di sana pada Kamis (10/6) kemarin.
"Para sopir truk di sana mengaku diperas dan dipungli. Pak Presiden kemudian langsung menghubungi Kapolri," katanya.
Setelah itu, lanjut Argo, Polda Metro Jaya bergerak dan meringkus 49 orang, kebanyakan berkegiatan di Pelabuhan Tanjung Priok, yang diduga kerap melakukan pemerasan dan pungli.
"Dari 49 ini ada juga yang terjadi di Polsek Cilincing, Polsek lain dan juga di pelabuhan," ujar Argo.
Berdasarkan keterangan para korban, para sopir dipungli di setiap titik proses pengangkutan barang hingga ke pelabuhan. Nominal pungli bervariasi, dari Rp2 ribu hingga Rp20 ribu per unit.
"Sopir saat dia masuk ke PT mengantarkan barang, kemudian saat disurvei dikutip (diminta tip), kemudian saat menurunkan kontainer dikutip, saat mencuci mobil dikutip, saat keluar dikutip juga," kata Argo.
Mantan Kabid Humas Polda Jatim itu menegaskan Polri memberikan perhatian serius atas aksi yang meresahkan masyarakat itu.
"Operasi premanisme akan dilakukan secara berkelanjutan, tidak hanya dalam momentum tertentu. Tentunya ini bagian dari tugas pokok Polri," ujarnya.(*)