Malang (ANTARA) - Bekerja di tengah pandemi bukan perkara mudah. Banyak tantangan dan kemungkinan terpapar virus covid-19 cukup tinggi. Namun, demi melayani, keberanian ditunjukkan Kharisma, mantri BRI asal Malang, Jawa Timur.
Perempuan berumur 31 tahun ini bahkan mengaku bangga bisa membantu para nasabah UMKM yang di desa untuk bangkit di tengah pandemi.
"Kalau dibilang capai memang capai, apalagi pandemi ini kita sangat dibutuhkan nasabah. Tetapi yang membuat kita semangat itu ada rasa kebanggaan sendiri ketika kita sudah membantu nasabah dengan memberikan modal kerja," kata Kharisma, Sabtu (24/4/2021).
Ibu dua anak ini bercerita memiliki pengalaman luar biasa ketika harus tetap bekerja di masa pandemi COVID-19, sejak tahun lalu, bahkan hingga sekarang. Di mana Pemerintah menerapkan pembatasan sosial berskala besar, sehingga banyak pekerja yang Work From Home (WFH).
Namun, dengan kondisi yang ada, Kharisma sudah menjalani profesinya sebagai mantri BRI selama 4 tahun ini tak pantang menyerah. Dia tetap menjalankan tugasnya untuk menyalurkan bantuan pinjaman modal kerja kepada para pelaku UMKM di desa.
"Menurut saya yang paling menarik dan luar biasa ketika awal pandemi tahun lalu. Di saat Indonesia sedang lockdown mengurangi batas aktivitas dan kebanyakan pegawai WFH tapi kita sebagai mantri itu sebagai garda terdepan," ungkapnya.
Karena keadaan perekonomian waktu itu sempat terhenti, sedangkan pelaku-pelaku usaha di desa itu kebanyakan usahanya bermitra dengan BRI, sehingga punya tanggungan setiap bulan membayar angsuran.
Otomatis ketika pandemi, mereka tidak bisa menjalankan usaha dan membayar angsuran ke BRI. Di situlah, peran mantri BRI sangat dibutuhkan menawarkan layanan penangguhan angsuran para nasabah.
Kemudian kondisi mulai membaik dan perekonomian harus tetap berjalan. Di situ lagi peran mantri tetap penting, membantu dan mendampingi pelaku UMKM, khususnya untuk membangkitkan kembali usaha nasabah dengan memberi modal pinjaman dari BRI.
"Kita BRI memiliki bunga kredit yang paling ringan dan kebanyakan UMKM di desa itu semuanya lebih condong ke BRI karena bunganya lebih murah meringankan mereka, juga untuk mengembalikan modal dan angsurannya mereka masih untung banyak," jelas dia.
Hingga kini, Kharisma mengelola sekitar 550 nasabah. Di mana setiap unit itu terdapat lima mantri, dan setiap mantri biasanya mengelola 500 nasabah atau lebih.
Medan Jauh dan Doa Nasabah
Kharisma biasa menempuh jarak paling jauh antara 7-10 kilometer untuk mendatangi nasabah. Mereka tinggal di desa yang jaraknya jauh dari kantor BRI di Malang. Bahkan tak jarang, Kharisma melewati jalan yang tidak beraspal, di kiri-kanan sawah.
"Kadang-kadang kalau saya harus survei sore itu juga bagi wanita seperti saya untuk melewati jalan yang sepi lumayan berbahaya. Makanya saya pilih kendaraan bermotor untuk dinasnya pilih motor yang besar yang biasa dipakai cowok agar gesit untuk keamanan diri juga," kata Ibu dua anak ini.
Tentunya setiap pekerjaan memiliki resikonya masing-masing, tapi bagi Kharisma dibalik resiko itu selalu ada hal baik yang datang. Misalnya, setiap bertemu nasabah, ia selalu mendapatkan doa perihal kesehatan dan didoakan agar pekerjaannya lancar.
"Saya anggap doa-doa dari nasabah itu special," imbuhnya.
Dia mengaku di antara 550 nasabah yang ia kelola, terdapat 6 nasabah yang mengalami gagal bayar dengan nominal yang berbeda-beda.
Kabar baiknya, kini 3 nasabah sudah mulai lancar angsuran lagi. Sementara untuk 3 nasabah lainnya masih dalam tahap negosiasi penyelesaian.
“Biasanya yang menunggak itu memang karakternya susah, bisa jadi usahanya benar-benar sedang turun atau rugi sehingga mereka tidak ada uang untuk mengangsur, tapi kita tetap carikan solusi,” ujarnya.
Adapun kebanyakan nasabah yang ia Kelola itu berusaha sebagai petani tebu dan peternak ikan. Sejauh ini Kharisma tidak mengalami kesulitan yang berarti, hanya kesulitan berupa bagaimana agar banyak nasabah baru yang tertarik memanfaatkan bantuan pinjaman modal dari BRI.
"Kita mempromosikan produk BRI bahwa pinjaman yang ditawarkan BRI itu murah sekali bunganya. Agar pelaku UMKM ini merasa mendapatkan bantuan modal usaha dari BRI itu sangat terbantu," ungkapnya.
Hubungan dengan nasabah, Kharisma selalu berupaya menjalin dengan nasabah. Dia memandangan hubungan yang ada tidak sekadar Mantri dan nasabah. Melainkan lebih dari itu, seperti saudara sendiri.
"Kadang kita hubungannya tidak sekadar nasabah dan mantri. Saya terkadang dipanggil ke rumah nasabah jika ada nasabah yang memasak sesuatu menyuruh saya datang. Mereka menganggapnya saya seperti saudara sendiri," jelas dia.
Demikian Kharisma berharap agar BRI tetap menjadi bank pendamping untuk masyarakat menengah ke bawah. Karena banyak pelaku usaha di desa itu membutuhkan bantuan modal, sehingga mereka tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk melakukan aktivitas perbankan.
BRI juga menyediakan pelatihan dan pembinaan. Dengan menggandeng dinas terkait. Sebab pelatihan membutuhkan keahlian khusus dan harus bekerjasama dengan dinas terkait.
"Makanya BRI itu semoga tetap jaya agar bisa mendampingi UMKM-UMKM di desa. Sejauh ini, Alhamdulillah saya merasa cukup, karena selain mendapatkan fasilitas motor dinas BRI juga memberikan motor hak milik untuk mantri. Kesejahteraan mantri di sini sangat bagus," pungkasnya. (*)