Surabaya (ANTARA) - Yayasan Harapan Tama Surabaya membagikan sebanyak 900 bingkisan yang berisi sembako untuk warga kurang mampu serta para seniman yang selama pandemi tidak bisa melakukan pagelaran.
Penyerahan secara simbolik dilakukan oleh Ketua Yayasan Harapan Tama Surabaya, Hermawan Santoso bersama Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dan Anggota DPR RI Indah Kurnia di Surabaya, Minggu.
"Allah akan senang ketika melihat umatnya hidup rukun dan saling berbagi karena dengan berbagi akan menjadikan segalanya tampak indah dan damai," kata Hermawan Santoso dalam sambutannya.
Hermawan mengatakan yang perlu ditekankan, dalam berbagi harus dilakukan dengan ikhlas agar naik kelas, bukan untuk kesombongan atau ingin dipuji.
"Di masa sulit akibat pandemi COVID-19 ini, sejak Maret 2020 di seluruh dunia berdampak, termasuk di Indonesia, khususnya di Surabaya. Pada tahun 2020, kami mendapat mendapat berkah sehingga bisa menyisihkan untuk berbagi," katanya.
"Di tahun ini, kegiatan yang sama juga kami lakukan dengan membagikan 900 paket sembako. 700 paket sembako akan dibagikan kepada warga sekitar melalui RT/RW. Dan 200 paket untuk para seniman yang tidak bisa berkarya melalui ibu Indah Kurnia," ujar Hermawan Santoso.
Ia juga berpesan kepada RW/RW agar pembagian bantuan tepat sasaran, jangan ada upaya kolusi dengan memasukkan data orang mampu hanya karena ada unsur kedekatan dengan RT/RW.
"Tolong RT/RW membagikan kepada masyakat yang benar-benar membutuhkan dan tidak mampu. Jangan bagikan kepada mereka yang mampu, yang memiiki mobil hanya karena hubungan persaudaraan atau pertemanan. Karena jika kita bagi kepada masyarakat kurang mampu, seberapa susahnya mereka, pasti akan terasa ringan," ujarnya.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menuturkan kegiatan berbagi di masa pandemi COVID-19 akan membantu pemerintah kota dalam meringankan beban masyarakat terdampak, utamanya di saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriyah.
Untuk itu, Pemerintah Kota Surabaya memberikan izin kepada masyarakat yang menggelar pasar murah ataupun bazar dengan syarat harus menaati protokol kesehatan.
"Kami mempersilakan warga untuk menggelar pasar murah dan bazar di kampung, tetapi harus dapat ijin dari satgas COVID-19. Saya beberapa kali mengunjungi bazar murah di kecamatan, yang jual warga dan yang beli juga warga," katanya.
Menurut Armuji dengan saling gotong royong bisa meringankan dan ekonomi sedikit demi sedikit akan meningkat. Selain itu, masyarakat juga akan terbiasa dengan protokol kesehatan dan membiasakan hidup sehat.
Pada kesempatan tersebut, Cak Ji sapaan akrabnya, juga mengimbau warga untuk mentaati kebijakan pemerintah terkait larangan mudik atau pulang kampung karena COVID-19 masih ada.
"Jangan seperti India, karena Covid masih ada. Kita tidak boleh lengah, tidak boleh menyepelehkan dan sembrono. Saya pernah kena COVID-19, dan itu sangat berat. Saya pakai ventilator," ujarnya.
Cak Ji juga menyatakan terimakasih kepada Yayasan Harapan Tama yang memiliki kepedulian kepada masyarakat kurang mampu. Dia berharap, yayasan-yayasan lainnya meniru apa yang sudah dilakukan Yayasan Harapan Tama.
"Minimal kalau seluruh yayasan yang ada di kota Surabaya mau bergotong royong, mereka mau sedekah di lingkungan sekitarnya, saya kita pemerintah kota tidak akan berat, warga juga akam merasa senang," ujarnya.
Sementara itu, Indah Kurnia menambahkan bahwa kegiatan bagi-bagi sembako yang dilakukan oleh Yayasan Harapan Tama adalah sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat.
"Ini adalah bentuk kepedulian, saya tidak mempermasalahkan apanisi di dalamnya, tetapi yang penting adalah ini diberikan dengan kasih dan cinta. Ini wujud kepedulian yang tinggi antar warga bangsa," katanya.
"Sekarang adalah bulan yang baik dan berharap Allah memberikan yang terbaik, membantu kita selamat dari pandemi COVID-19 dan menjadikan Indonesia maju, sembuh sehat jasmani rohani untuk membangun ekonomi lebih maju," ucapnya.(*)