Kediri (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, memperbaiki tanggul sungai di Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, yang ambrol karena tidak mampu menahan derasnya arus saat hujan deras pada Minggu (4/4).
"Warga gotong royong memperbaiki. Tembok penahan tanahnya di sungai ambrol. Bahan untuk memperbaiki juga sudah dikirim dengan menggunakan bronjong," kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kediri Johan di Kediri, Senin.
Ia mengatakan ambrolnya tembok penahan tanah itu terjadi pada Minggu (4/4) di areal sungai Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Kabupaten Kediri.
Terdapat sekitar lima titik yang ambrol dengan total sekitar 60 meter yang ambrol. Ketinggian titik ambrol itu sekitar 4 meter. Kondisinya juga mengkhawatirkan, sehingga warga pun juga dilarang untuk mendekat.
Ia mengatakan ambrolnya tembok penahan tanah itu karena derasnya arus sungai. Hujan melanda Kabupaten Kediri termasuk di lereng Gunung Wilis sehingga air mengalir ke sungai menyebabkan arus sungai menjadi deras.
Akibatnya, tembok penahan tanah tidak kuat menahan arus deras itu sehingga ambrol. Poskamling di sekitar sungai itu juga runtuh dan hanyut oleh derasnya air.
Di sekitar sungai itu juga terdapat dua rumah warga yang rawan ambrol. Lokasinya berdekatan dengan sungai. BPBD juga meminta warga tersebut untuk tinggal di rumah saudara yang aman, terutama saat hujan deras terjadi. Hal itu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kalau yang terancam itu dua rumah. Posisi antara rumah dan sungai memang belum tergerus air, namun ada lubang, istilahnya 'gerong'," kata dia.
Pihaknya juga mengatakan perbaikan dilakukan dengan memanfaatkan bronjong. Nantinya bronjong kawat itu akan disii dengan bebatuan dan ditempatkan di sekitar tembok penahan tanah demi mencegah terjadinya ambrol lagi.
"Di sekitar sungai banyak bebatuan, jadi bronjong bisa diisi dengan bebatuan. Nanti ditempatkan di lokasi titik yang ambrol. Kalau karung nanti hanyut lagi," kata dia.
Ia menambahkan BMKG sebenarnya memang sudah memberikan informasi terkait dengan prediksi cuaca. Sesuai dengan informasi terdapat ancaman bencana Hidrometeorologi.
Kejadian ini diperkirakan puncaknya Januari-Maret 2021, tetapi saat April pun ternyata masih ada bencana.
"Kalau BMKG menyampaikan menjelang musim panas, pancaroba ini tipikalnya hujan deras disertai kilat tapi dalam waktu singkat," kata dia.
Ia juga mengatakan dari Januari hingga Maret 2021, terdapat puluhan kejadian bencana yang terdata baik luapan air, angin kencang, hingga tanah longsor. Untuk itu, diimbau warga tetap siaga terhadap ancaman bencana yang bisa saja terjadi.