Washington (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Sabtu (27/2), mengatakan pemerintahnya akan menyampaikan pengumuman terkait Arab Saudi pada Senin (1/3), menyusul laporan intelijen AS yang mendapati Putra Mahkota Mohammed bin Salman merestui pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi.
Pemerintahan Biden menghadapi kritikan, terutama editorial di Washington Post, bahwa presiden seharusnya lebih tegas terhadap sang putra mahkota, yang tidak dijatuhi sanksi meski disalahkan lantaran menyetujui pembunuhan Khashoggi.
Ketika disinggung soal sanksi terhadap putra mahkota --penguasa de facto Arab Saudi yang juga dikenal sebagai MbS, Biden menjawab, "Akan ada pengumuman pada Senin mengenai apa yang kami lakukan bersama Arab Saudi secara umum."
Presiden Biden tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Khashoggi, penduduk AS dan penulis kolom opini Washington Post yang mengkritik kebijakan MbS, tewas dan dimutilasi di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada Oktober 2018 oleh tim mata-mata yang terkait dengan putra mahkota .
Pemerintah Arab Saudi, yang membantah semua keterlibatan putra mahkota, pada Jumat (26/2) mengeluarkan pernyataan yang menolak temuan laporan AS. Kerajaan juga mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa pembunuhan Khashoggi adalah kejahatan keji oleh kelompok bajingan.
Salah satu hukuman yang diputuskan oleh AS pada Jumat adalah memberlakukan larangan visa terhadap sejumlah warga Arab Saudi yang diyakini terlibat dalam pembunuhan Khashoggi. AS juga menjatuhkan sanksi kepada beberapa pihak lain, termasuk mantan wakil kepala intelijen, berupa pembekuan aset dan larangan bagi warga Amerika berurusan dengan mereka.
Sumber: Reuters (*)