Tulungagung (ANTARA) - Rencana keberangkatan 33 pengurus Klenteng Tjoe Tik Kiong, Tulungagung, Jawa Timur ke China (Republik Rakyat Tiongkok/RTT) pada akhir Februari terancam batal, sebagai imbas keluarnya "travel warning Pemerintah Indonesia yang melarang kunjungan ke Negara Tirai Bambu tersebut.
Hal itu disampaikan pengurus Klenteng Tjoe Tik Kiong, Tjio Jing Jing, Senin, yang mengaku masih akan memantau perkembangan isu virus corona yang merebak di wilayah Wuhan, China, dan telah menyebar ke sejumlah negara.
"Adanya travel warning membuat rencana keberangkatan ke Tiongkok kemungkinan mundur," kata Tjio Jing Jing kepada awak media.
Ia tidak bisa memastikan kapan mereka bisa secara berombongan berangkat ke China untuk keperluan ritual We Nang Jia.
Pasalnya, travel warning pemerintah RI yang ditujukan kepada warga negara untuk tidak bepergian ke China belum menentukan batas waktu dan mungkin bisa diperpanjang.
"Ya semoga saja virus corona yang mewabah dan kini menjadi kasus darurat kesehatan dunia bisa segera dikendalikan sehingga travel warning bisa segera dicabut," katanya.
Dijelaskan, ritual We Nang Jia merupakan ritual mengantar kepulangan Dewa Mak Co yang merupakan dewa utama klenteng tersebut ke daerah asalnya yakni Pulau Meizhou, Tiongkok (China). Ritual ini rutin dilakukan setiap lima tahun sekali sebelum perayaan ulang tahun Dewa Mak Co pada bulan April.
Menurut Tjio Jing Jing , prosesi itu diniatkan untuk dilakukan setelah mereka mendapat persetujuan dari Dewa Mak Co. Seremoni dilakukan dengan membawa patung Dewa Mak Co ke China selama delapan hari.
Setelah itu, rombongan pengurus akan kembali membawa pulang patung tersebut dan menggelar ritual sebelum masuk ke dalam klenteng.
"Karena sudah disetujui ritual ini harus tetap dijalankan, jika tidak kami tidak tahu apa yang terjadi," ucapnya.
Hingga saat ini, pihak pengurus masih memantau perkembangan situasi terkait mewabahnya serangan virus corona di China.
Mereka juga menunggu kepastian keberangkatan rombongan ini dari pihak pemerintah China. Hal ini dikarenakan pemerintah setempat yang berwenang memberikan izin.
"Ini masih ditutup, semoga virus corona bisa segera dikendalikan dan larangan berkunjung dicabut," katanya.
Keberangkatan 33 pengurus Klenteng Tulungagung ke China terancam batal
Senin, 3 Februari 2020 22:26 WIB