Pamekasan (ANTARA) - Sub-Sub Recipient (SSR) TB-HIV Aisyiyah Pamekasan, Jawa Timur, mendata sedikitnya 441 warga di wilayah itu positif menderita penyakit tuberculosis (TBC) selama 2019.
"Perinciannya terdiri dari 15 pasien TBC merupakan anak di bawah umur 15 tahun dan 99 orang lanjut usia (Lansia), yakni berumur di atas 60 tahun dan sisanya pada rentang usia 16-59 tahun sebanyak 327 orang," kata Ketua Ketua SSR Aisyiyah Pamekasan Ruhayati dalam keterangan persnya di Pamekasan, Senin.
Ia menjelaskan, temuan ke-441 warga Pamekasan yang positif menderita TBC itu, setelah pihaknya melakukan investigasi kontak dengan 4.144 warga yang diduga menderita TBC.
Sub-Sub Recipient TB-HIV Aisyiyah Pamekasan ini merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang selama ini aktif melakukan upaya penanggulangan dan pencegahan penularan penyakit TBC di Kabupaten Pamekasan.
Ruhayati menuturkan, terdapat beberapa bentuk kegiatan SSR Pamekasan yang telah dilakukan oleh lembaga ini, di antaranya dalam bentuk investigasi kontak dan non-investigasi kontak.
Lembaga ini juga melaksanakan program dengan merekrut kader-kader aktif yang menjadi ujung tombak penemuan dan pencegahan TBC-HIV di Kabupaten Pamekasan.
Kader-kader tersebut, sambung dia, merupakan kader TBC SSR Pamekasan yang tersebar di 13 kecamatan dan telah dibekali pengetahuan yang serta telah dilakukan pelatihan oleh SSR Pamekasan yang didanai oleh Global Fund ATM (Aids, Tuberculosis and Malaria) agar dapat membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan menuju eliminasi TBC-HIV 2023.
Pada tahun 2019, Investigasi kontak yang telah dilakukan oleh para kader SSR Pamekasan adalah sebanyak 920 rumah di sekitar indeks, dengan minimal 20 orang di sekitar indeks, atau dengan kata lain sedikitnya 18.400 orang telah diberikan penyuluhan dan edukasi serta dilakukan screening dan selanjutnya yang memenuhi syarat rujukan TBC diberikan Surat Pengantar ke Fasyankes/Puskesmas Setempat untuk dilakukan Pemeriksaan TBC .
"Dari kegiatan yang telah kami lakukan itu, maka tercatat selama tahun 2019 sebanyak 441 pasien dinyatakan positif dari 4.144 warga yang diduga suspek," katanya, menjelaskan.
Dari temuan itu, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah pasien positif TBC naik 76 persen pada tahun 2019 dibandingkan 2018.
"Demikian juga warga yang suspek juga naik 307 persen pada tahun 2019 dibandingkan 2018. Sedangkan jumlah keseluruhan dari sisi kesembuhan/pengobatan naik sebesar 244 persen pada tahun 2019 dibandingkan 2018," kata Ruhayati, menjelaskan.
Sementara pada 2018 pasien positif TBC sebanyak 251 orang, dengan jumlah suspek sebanyak 1.017 orang dan yang menjalani pengobatan hingga sembuh sebanyak 105 orang. Pada 2019 naik sebesar 244 persen. Sebab jumlah semuanya mencapai 361 orang.
"Jumlah kesembuhan ini tentu akan bertambah karena mengingat masih ada pasien positif sedang menjalani masa pengobatannya selama 6-9 Bulan ataupun yang belum dilaporkan," ujar Ruhayati.
Ia juga memperkirakan, hingga tahun 2020 berjalan, suspek dan warga yang positif menderita TBC masih akan terus bertambah mengingat masih banyaknya masyarakat yang masih kurang peduli terkait penularan dan pencegahan TBC.
Sebagian diantara masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan beranggapan bahwa TBC adalah penyakit "cekkek" atau penyakit turunan.
441 warga Pamekasan positif menderita TBC
Senin, 6 Januari 2020 18:32 WIB