Surabaya (ANTARA) - Ribuan kader ibu pemantau jentik atau dikenal dengan bumantik di Kota Surabaya, Jawa Timur, diimbau untuk bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap bahaya penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Menurut saya tugas kader bumantik tidak hanya memantau jentik, namun harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap bahaya DBD," kata Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah di Surabaya, Jumat.
Tentunya, lanjut dia, para kader bumantik membutuhkan sebuah teknik dan pendekatan tersendiri jika melakukan sosialisasi soal bahaya DBD di lingkungan masyarakat. Hal ini dilakukan agar apa yang disampaikan bumantik itu bisa diterima masyarakat.
Selain itu, dibutuhkan kerja sama serta kepedulian dari masyarakat. Hal itu bisa dimulai dari hal kecil, misalnya membuka pintu jika juru pemantau jentik (jumantik) atau bumantik datang untuk memeriksa rumah mereka.
Menurut dia, dalam melaksanakan tugasnya kader Bumantik akan dilengkapi dengan rompi, tanda pengenal atau keplek yang di situ ada nama dan dari kelurahan mana dan juga senter dalam melaksanakan tugas memantau jentik di rumah warga.
Politikus PDI Perjuangan ini mengatakan rompi berwarna merah yang sudah dianggarkan dalam APBD Surabaya 2019 Perubahan tersebut secara bertahap akan dibagikan kepada kader Bumantik yang jumlahnya kurang lebih sekitar 23.150 orang (data 2018).
Anggaran yang dikucurkan untuk pengadaan rompi tersebut sebesar Rp2 miliar. Sedangkan untuk transport bumantik yang sebelumnya hanya 1 kali kegiatan yakni sebesar Rp30.000, dikurangi Pajak Pertambahan Nilai (Ppn) menjadi Rp28.200, sekarang menjadi 4 kali kegiatan.
"Kalau dilihat anggarannya memang jauh dari harapan, namun saya yakin kader-kader Bumantik tetap semangat dan bergotong-royong bersama. Apalagi sebentar lagi memasuki musim hujan," ujarnya. (*)
Bumantik di Surabaya diimbau ubah pola pikir masyarakat soal bahaya DBD
Jumat, 18 Oktober 2019 11:11 WIB
Menurut saya tugas kader bumantik tidak hanya memantau jentik, namun harus bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat sekitar agar lebih peduli terhadap bahaya DBD