Situbondo (ANTARA) - Komisi Penanggulangan AIDS pada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat sejak 2010 hingga Juni 2019 jumlah penderita HIV/AIDS tercatat sebanyak 1.163 orang.
"Selama ini anggaran untuk penanganan HIV/AIDS hanya Rp50 juta per tahun, selebihnya penanganan penderita ditopang APBN," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo Abu Bakar Abdi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPRD Situbondo, Rabu.
Dari 1.163 penderita HIV/AIDS itu, sebanyak 203 orang penderita penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh itu ditemukan pada 2019.
Menurut Abu Bakar, penyebab utama penyebaran HIV/AIDS melalui seks bebas. "Penderita yang sudah terdeteksi, Dinkes telah menyiapkan obat ARV serta nutrisi tambahan. Saat ini RSUD dr Abdoer Rahem Situbondo juga sudah bisa melayani pengobatan bagi ibu hamil pengidap HIV/AIDS," ucapnya.
Baca juga: Wabup Situbondo: Penderita ODHA diharapkan diterima masyarakat
KPA Situbondo serius memutus mata rantai penularan HIV/AIDS. Menurut Abu Bakar, semakin banyak penderita ditemukan akan memudahkan melokalisasi penderita agar tak menular.
Ia mengatakan, penanganan HIV/ADIS dilakukan dari hulu ke hilir, seperti ibu hamil pengidap HIV/AIDS langsung menjalani pemeriksaan melalui bidan masing-masing, agar supaya anak yang dilahirkan tak menimbulkan masalah baru.
"Paling tinggi penderita HIV/AIDS ibu rumah tangga 54,2 persen, sedangkan dari usia, 87,1 persen usia produktif antara15 hingga 50 tahun," paparnya.
Baca juga: Ibu hamil di Tulungagung wajib test HIV/AIDS
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Situbondo Fahrudi Apriawan mendukung penuh langkah Komisi Penanggulangan AIDS untuk menanggulangi kasus HIV/AIDS tersebut.
"Kita minta pemkab menaikkan anggaran untuk KPA. Kasus HIV/ADIS ini seperti gunung es yang akan 'meledak' pada saatnya jika tidak benar menanganinya. Kami akan dukung peningkatan anggarannya," kata politikus PPP itu.