Pamekasan (ANTARA) - Sejumlah pesepak bola asal Papua yang kini tinggal di Pulau Madura, Jawa Timur, mengaku aman dan terlindungi oleh masyarakat di Pulau Garam itu, meski konflik terjadi di Wamena dan banyak warga Madura menjadi korban konflik di wilayah itu.
"Awal datang ke Madura, memang terlihat kaku, tapi pada perkembangannya semakin akrab, bahkan kami merasa aman di sini," kata pemain Madura United FC asal Papua, Engelberd Tsani.
Saat berbincang santai dengan ofisial dan media officer Madura United FC di Pamekasan, Senin malam, ia mengaku memang pada awal-awal bergabung dengan klub sepak bola kebanggaan masyarakat di Pulau Garam itu merasa asing.
Selain tidak memiliki sanak keluarga, Madura baru pertama kali ia kenal dan belum memiliki banyak teman.
Namun, dalam perkembangannya, Tsani justru mengaku nyaman, bahkan sangat akrab dengan masyarakat Madura, terutama para suporter.
"Saya malah dianggap taretan oleh masyarakat Madura, baik di Bangkalan, Sampang, Pamekasan, maupun Sumenep," kata Tsani.
Engelberd Tsani merupakan satu dari empat pemain asal Papua yang memperkuat Madura United FC pada kompetisi Liga 1 musim 2019.
Tiga pemain lainnya yang juga berasal dari Papua adalah Marrcko Sandy Merauje, David Laly, dan Fandri Imbiri. Mereka mengaku senang dengan keakraban warga Madura.
Menurut mereka, warga Madura tidak hanya baik, akan tetapi juga bersikap terbuka dan bersedia melindungi para tamu yang datang ke daerahnya.
"Siapapun yang datang ke Madura dan menjadi tamu di Madura ini akan aman terlindungi," kata Tsani.
Pesepak bola asal Papua merasa aman di Madura
Selasa, 8 Oktober 2019 4:42 WIB