Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi melemah menjelang rilis data neraca perdagangan Juli 2019.
Pada pukul 9.44 WIB, rupiah bergerak melemah 42 poin atau 0,29 persen menjadi Rp14.287 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.245 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah diperkirakan menguat hari ini didorong kemungkinan surplusnya data neraca perdagangan Juli sebesar 300 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS akibat penurunan defisit migas.
"Kami memperkirakan surplus neraca perdagangan tersebut dapat menjadi katalis positif bagi rupiah hari ini," ujar Ahmad.
Untuk indeks dolari, Ahmad memperkirakan dolar AS akan melemah terhadap yen dan euro. Pelemahan dolar ditopang oleh kekhawatiran investor akan terjadinya resesi ekonomi di AS dalam waktu dekat setelah imbal hasil obligasi AS mengalami inversi antara tenor jangka panjang 10 tahun dengan tenor jangka pendek 2 tahun.
"Inverted yield curve ini mendorong kekhawatiran di pasar akan prospek ekonomi AS tahun depan sehingga investor memilih yen sebagai aset safe haven," kata Ahmad.
Ia memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp14.280 per dolar AS.
IHSG
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis pagi, juga dibuka. IHSG dibuka melemah 74,88 poin atau 1,19 persen ke posisi 6.192,46. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 19,06 poin atau 1,93 persen menjadi 967,87.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Kamis, mengatakan IHSG diperkirakan akan dibayangi sentimen dari dalam negeri berupa data neraca perdagangan Juli yang diperkirakan defisit.
"Selain itu, anjloknya saham AS pada Rabu yang mengakumulasi sentimen negatif bagi pasar, dapat menjadi penyebab terkoreksinya IHSG pada hari ini," ujar Alfiansyah.
Dari eksternal, sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang melunak terkait perdagangan dengan China dimana Trump memutuskan untuk menunda pemberlakuan tarif 10 persen terhadap produk China senilai 300 miliar dolar AS hingga 15 Desember 2019 mendatang, telah direspons positif pelaku pasar, namun hanya sementara.
Trump beralasan melakukan itu untuk musim Natal, hanya untuk berjaga-jaga bila beberapa tarif memberi dampak pada konsumen AS.
Trump juga masih membuka kemungkinan untuk terjadinya dialog tatap muka antara delegasi dagang kedua negara pada awal September. Sebelumnya, Trump mengancam akan mengenakan tarif mulai 1 September dan membuka peluang untuk meningkatkan besaran tarif hingga lebih dari 25 persen.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei melemah 274,92 poin (1,33 persen) ke 20.380,21, indeks Hang Seng melemah 162,71 poin atau 0,64 persen ke 25.139,57, dan indeks Straits Times melemah 44,96 poin (1,43 persen) ke posisi 3.102,64. (*)
Rupiah dan IHSG melemah
Kamis, 15 Agustus 2019 10:16 WIB