Sidoarjo (ANTARA) - PT Angkasa Pura I melakukan investasi sebesar Rp685 Miliar guna perluasan Terminal 1 Bandara Internasional Juanda Surabaya, di Jawa Timur, tepatnya di sisi timur terminal yang ada saat ini.
General Manager Bandara Internasional Juanda Surabaya Heru Prasetyo di Sidoarjo, Rabu mengatakan, perluasan bandara itu perlu dilakukan untuk menciptakan kenyamanan kepada penumpang.
"Kami meminta maaf kepada para penumpang yang menggunakan jasa angkutan di Bandara Juanda atas ketidaknyamanan selama proses pembangunan berlangsung," katanya.
Ia mengatakan, perluasan Terminal 1 (T1) Bandara Juanda ini dari kapasitas saat ini 6 juta menjadi 13,6 juta penumpang per tahun.
"Pekerjaan perluasan T1 dan pembenahan interior beserta fasilitas penunjang bandara ini sudah mulai dilakukan hingga 14 bulan ke depan," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya juga akan melakukan perubahan skema antara penumpang yang turun dengan calon penumpang yang naik supaya lebih tertib.
"Jika selama ini yang naik berada di sisi terminal 1 A dan 1 B, maka ke depan untuk yang naik akan berada di terminal 1 A, dan yang turun akan berada di 1 B. Khusus yang dilakukan perluasan itu akan digunakan untuk terminal Umroh," katanya.
Pemenang tender dalam perluasan ini dipegang oleh PT Waskita, dan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak Angkatan Laut atas proses perluasan terminal ini.
"Kami akan bekerja selama 24 jam, supaya proses pembangunan perluasan itu segera diselesaikan," katanya.
Selain perluasan bandara, pihaknya juga melakukan perluasan lahan parkir untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa bandara.
"Area parkir on ground akan bertambah seluas 27 ribu meter persegi yang akan mampu menampung 730 kendaraan roda empat," katanya.
Heru menegaskan, bahwa meskipun ada pekerjaan perluasan terminal, operasional bandara tetap berjalan normal. Hal ini karena pihaknya telah membuat rencana alur penumpang (passenger flow) yang disesuaikan dengan tahapan renovasi terminal.
"Selama pekerjaan berlangsung, kami sampaikan permohonan maaf jika nantinya akan timbul ketidaknyamanan bagi para pengguna jasa bandara karena adanya pengalihan jalur, baik bagi penumpang keberangkatan maupun kedatangan," kata Heru.