Sampang (ANTARA) - Tim Penyidik Kejaksaan Negeri Sampang, Jawa Timur, Kamis, menggeledah ruang kerja Kepala Seksi Sarana dan Prasarana SD Negeri Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang berinisial AR terkait kasus dugaan korupsi yang menjeratnya.
"Penggeledahan ini sebagai tindak lanjut dari penangkapan terhadap tersangka kemarin," kata Kasi Pidana Khusus Kejari Sampang Edi Sutomo usai penggeledahan.
Sebanyak tujuh personel Kejari Sampang diterjunkan dalam penggeledahan ini. Para petugas semuanya mengenakan rompi hitam bertuliskan Satuan Khusus Pemberantasan Korupsi.
Mereka memeriksa meja kerja Kasi Sarana dan Prasarana SD Disdik Sampang dan meja kerja stafnya MEW. Hasilnya, petugas menyita sejumlah barang dari ruang kerja AR dan Wahyudi, antara lain sejumlah dokumen, laptop, dan stempel perusahaan kontraktor.
"Kita melakukan penyitaan berupa laptop, PC, HP android, dokumen Spj, catatan proyek, serta banyak stempel CV, nanti kita akan dalami itu untuk pengembangan lebih lanjut," ujar Sutomo.
Baca juga: Kejaksaan tahan pejabat Disdik Sampang terduga korupsi
Baca juga: Kasi Prasarana Dinas Pendidikan Sampang terjerat dua perkara korupsi
Penggeledahan di ruangan tersangka AR dan stafnya Wahyu itu berlangsung selama 4 jam mulai pukul 13.00 WIB hingga 16.00 WIB.
Kejaksaan Negeri Sampang pada Rabu (24/7) menahan Kasi Sarana dan Prasarana SD Dinas Pendidikan berinisial AR setempat terkait kasus dugaan korupsi pembangunan ruang kelas baru di SDN Banyuanyar 2 Sampang.
Ia ditahan oleh tim penyidik Kejari Sampang, setelah yang bersangkutan dijemput paksa penyidik di Jalan Mutiara, Kelurahan Banyuanyar, Sampang, sekitar pukul 09.00 WIB.
Rojiun ditahan, karena menerima fee proyek pembangunan ruang kelas baru (RKB) SDN Banyuanyar 2.
Selain menangkap AR, Kejari Sampang juga berhasil menyita barang bukti uang tunai sebesar Rp75 juta, mobil CRV bernomor polisi AG 1939 VG, tiga buku rekening, dan sejumlah barang bukti lainnya.
Tim penyidik Kejadi Sampang juga menangkap stafnya Mohammad Edi Wahyudi (MEW). Modus yang dilakukan tersangka adalah menarik fee proyek 12,5 persen dari total anggaran Rp1,4 miliar kepada rekanan yang mengerjakan proyek tersebut.