Surabaya (ANTARA) - Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur saat ini sedang fokus pada program sosialisasi pemenuhan gizi dan pengembangan teknologi peternakan, sebagai bagian dari upaya meningkatkan produktivitas protein masyarakat yang berasal dari hewan ternak.
"Dalam upaya meningkatkan produktivitas protein yang berasal dari hewan ternak, Dinas Peternakan (Disnak) saat ini tengah fokus pada sosialisasi dan pengembangan teknologi industri peternakan, pakan ternak, susu perah serta budi daya bahari," kata Kepala Disnak Jatim Wenny Niamawati di Surabaya, Jumat.
Ia mengatakan, gizi merupakan isu yang tidak henti-hentinya untuk dibicarakan, dan Dinas Peternakan Prov Jawa Timur saat ini terus melakukan sosialisasi asupan gizi asal hewani, susu, daging, telur dan ikan (SDTI) kepada masyarakat terutama untuk tumbuh kembang anak.
Wemmy berharap kotmitmen ini ke depannya menjadikan Jatim sebagai wilayah di Indonesia yang mampu memenuhi standar anjuran kebutuhan rata-rata konsumsi berdasarkan hasil widyakarya nasional pangan dan gizi (WNPG) ke X tahun 2012.
Hasil widyakarya tersebut sampai saat ini masih menjadi rujukan, yakni sebesar 57 gram/kapita/hari, sedang tingkat ketersediaan sebesar 63 gram/kapita/hari.
"Kami juga berharap upaya sosialisasi ini bisa memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya kader-kader PKK, ataupun para guru-guru PAUD serta kepala sekolah-sekolah yang menyediakan makan siang bagi para muridnya dalam asupan gizi melalui protein asal hewani," katanya.
Sebelumnya, pada ajang pameran peternakan atau Indo livestock 2019 Expo & Forum di Surabaya juga digelar workshop , talkshow yang dirangkum dalam program meningkatkan dunia peternakan nasional.
"Program ini bisa menjadi cerminan tentang apa yang kami lakukan selama ini, yaitu terus melakukan sosialisasi dan edukasi manfaat penting protein hewani yang bisa didapat dari susu, telur, dan daging," katanya.
Melalui pemenuhan gizi, Disnak Jatim yakin akan dapat membantu mewujudkan cita-cita Provinsi Jatim untuk terbebas dari stunting, dan mencegah anak lahir dengan kekurangan gizi.