Surabaya (ANTARA) - Politikus Partai Keadilan Sejahtera sekaligus anggota DPRD Kota Surabaya Reni Astuti menanggapi santai adanya "polling" kandidat Calon Wali Kota Surabaya di salah satu media daring yang memposisikan dirinya berada diurutan pertama hingga Kamis pagi ini.
"Secara ilmiah akurasi polling (PollingKita.com) ini masih dipertanyakan karena responden bisa jadi tidak proporsional mewakili pemilih di Surabaya. Ini semacam polling-pollingan, jadi ya dibuat tersenyum saja dan saya berterima kasih kepada yang sudah vote memilih," kata Reni Astuti kepada ANTARA di Surabaya.
Pantauan hasil PollingKita.com hingga pukul 09.05 Kamis (27/6) posisi Reni Astuti masih berada di posisi teratas. Berikut hasil polling lima urutan teratas yakni Reni Astuti dengan perolehan 741 suara atau 36,3 persen, Adies Kadir (Anggota DPR RI dari Partai Golkar) dengan suara 597 suara atau 33,9 persen.
Selain itu, di urutan selanjutnya Whisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya) 135 suara atau 7,6 persen suara, Vinsensius Awey (Anggota DPRD Surabaya) 122 suara atau 6,9 persen dan Eri Cahyadi (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya) 63 suara atau 3,6 persen.
Menurut Reni, dengan adanya polling tersebut menunjukkan bahwa masyarakat bawah sudah mulai melihat dan memperhatikan akan ada hajatan berupa pesta demokrasi yang akan digelar di Kota Surabaya pada 2020.
"Banyak warga yang tahu jika Bu Risma tidak bisa lagi dicalonkan karena terbentur aturan UU yang mengatur demikian," katanya.
Sehingga wajar, lanjut dia, jika warga Surabaya saat ini mulai berpikir dan membicarakan siapa bakal Cawali Surabaya yang akan meneruskan perjuangan Risma. Pembicaraan warga seputar Pilkada Surabaya pun cukup beragam mulai dari obrolan santai di warung kopi, tempat kerja, dunia maya hingga adanya polling dan survei.
"Aplikasi di ponsel sekarang makin banyak termasuk aplikasi polling ada yang berinisiatif buat ini dan itu. Bisa saja nanti ada polling lainnya," ujarnya.
Saat ditanya apakah dengan adanya polling tersebut menjadikan langkah awal untuk persiapan maju Pilkada Surabaya 2020, Reni mengatakan dirinya perlu mengukur kapasitas diri dan peluang.
"Sik kroso abot, opo aku iso (Masih terasa berat, apa aku bisa). Sedikit demi sedikit dukungan dari berbagai kalangan memang mengalir, tapi lagi-lagi perlu dipikir lagi," katanya.
Mengenai sikap partai sendiri, Reni mengatakan di beberapa pilkada, biasanya PKS akan melihat seberapa besar elektabilitas kadernya. "Siapapun jika berpotensi akan didukung," katanya.
Reni mengatakan siapapun nanti yang diusung PKS, ia siap menjalankan dan memenangkan. "Apa yang diputuskan tentu itu terbaik yang perlu diambil sebagai langkah yang paling tepat," katanya. (*)
Reni Astuti tanggapi santai "polling" Cawali Surabaya unggullkan dirinya
Kamis, 27 Juni 2019 10:18 WIB
Secara ilmiah akurasi polling (pollingkita.com) ini masih dipertanyakan karena responden bisa jadi tidak proporsional mewakili pemilih di Surabaya. Ini semacam polling-pollingan, jadi ya dibuat tersenyum saja dan saya berterima kasih kepada yang sudah vote memilih