Kediri (ANTARA) - Puluhan pentakziah memadati rumah duka, Budi Hartanto (28), yang diduga adalah mayat di dalam koper yang ditemukan di Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Safira Safa, salah seorang pentakziah mengaku ia baru mendengar kabar yang mengatakan bahwa mayat yang ditemukan di Blitar adalah gurunya. Ia tidak percaya jika guru menarinya itu menjadi korban pembunuhan.
"Hari Jumat pekan lalu saya masih komunikasi dengan beliau. Terakhir kemarin juga ada di grup, sebab ada guru menari yang juga memberi informasi lomba tari, lha beliau itu memberikan komentar, setelah itu sudah tidak ada lagi," katanya ditemui di rumah Budi, Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Rabu malam.
Ia mengatakan, guru menarinya itu adakah sosok yang sangat sabar dan terbuka. Bahkan, setiap kali ada anak didiknya yang mempunyai masalah, selalu didampingi serta ditanya masalahnya.
"Beliau mengajar di sanggar, orangnya baik, sabar, terbuka, tidak pernah marah. Terus, orangnya juga lucu, sepertinya tidak mungkin punya musuh," kata dia.
Ia mengungkapkan, gurunya itu mirip seperti manajer. Ketika ada pekerjaan menari, secara bergantian anak asuhnya sering diajak, termasuk dirinya pada pekan lalu yang juga diajak menari di sebuah hall di Kota Kediri.
Dalam mengajarkan menari juga luwes. Tarian yang diajarkan adalah tradisional dan modern, semuanya bisa. Ia kini masih belum percaya jika orang sebaik gurunya menjadi korban pembunuhan.
Baca juga: Temuan mayat di dalam koper gemparkan Blitar
Baca juga: Mayat ditemukan dalam koper diduga warga Kediri
Sementara itu, hingga Rabu malam ini, para pentakziah masih memadati rumah yang bersangkutan di Kota Kediri. Ibu budi, yakni Hamidah masih terlihat sangat berduka. Bahkan, hingga kini ayah Budi, yakni Darmaji, masih di Blitar untuk keperluan menjalani tes medis, guna memastikan identitas dari mayat tersebut.
Hingga kini, polisi juga masih berupaya mengungkap kasus tersebut. Bahkan, hingga larut malam mereka masih melakukan penyelidikan termasuk di lokasi kejadian, yakni bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Saat ditemukan pada Rabu pagi, tubuh mayat itu ditaruh di dalam koper berwarna hitam. Kaki korban juga sempat keluar sedikit, sehingga warga yang mengetahui kejadian itu memastikan isi di dalam koper adalah mayat.
Informasinya, bagian tubuh korban tidak utuh. Diduga, korban dimutilasi. Saat ini, polisi juga masih mencari bagian tubuh korban yang dikabarkan tidak ada tersebut.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Blitar AKP Heri Sugiono masih enggan dikonfirmasi terkait dengan kabar korban dimutilasi. Ia hanya menegaskan akan menyampaikan hasil autopsi pada Kamis (4/4).
"Besok kami akan sampaikan hasil autopsi," kata dia.
Temuan mayat dalam koper, warga padati rumah korban
Rabu, 3 April 2019 22:42 WIB