Kediri (ANTARA) - Budi daya tanaman bonsai yakni pohon yang dikerdilkan di dalam pot dangkal di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, semakin diminati dengan semakin banyak warga yang mencoba usaha ini.
"Bonsai ini menarik dan tidak dapat dinilai dengan uang, karena seni. Jadi, soal harga ini relatif tidak ada patokan, tergantung selera. Jika suka, harga berapapun bisa ditawarkan," kata Rahman, salah seorang penggemar bonsai asal Kabupaten Kediri di Kediri, Kamis.
Ia mengaku sudah menyukai tanaman bonsai sejak SMP dan merasa tanaman tersebut sangat unik. Terlebih lagi ketika mengetahui ada berbagai macam model tanaman yang bisa dibentuk dan menjadi indah, sehingga semakin suka.
"Saya sudah suka sejak SMP sampai kuliah. Namun, hobi itu sempat terabaikan karena bekerja, dan kini saya menekuni lagi. Bonsai ini sangat unik," kata dia.
Ia mengungkapkan, banyak tanaman yang bisa dijadikan bonsai. Misalnya, mustam, hokiantea, sancang, serut, fekes yang masih satu keluarga dengan beringin, dan sejumlah tanaman lainnya. Tanaman itu bisa dibentuk sejak kecil sesuai dengan kesukaan sendiri. Setiap tanaman bisa dibuat model sesuai dengan yang diinginkan.
"Bakal untuk menjadi bonsai ini tidak harus dari bibit. Dari biji, jika sudah diproyeksikan bisa diatur untuk program akar, batang, bentuk. Untuk arah gerak batang bisa dengan kawat," kata dia.
Ia sendiri mempunyai beberapa koleksi tanaman bonsai. Mayoritas tanaman yang dimilikinya memang masih muda, namun sudah ada yang pernah mendapatkan penghargaan bendera berwarna hijau yang artinya bagus.
Untuk pasar, Rahman menyebut sebenarnya terbuka luas. Namun, untuk saat ini dirinya masih ingin fokus untuk mengembangkan bonsai miliknya. Bahkan, ada tanaman miliknya yang pernah ditawar dengan harga sangat bagus, namun urung diberikan karena masih ingin membuatnya jadi lebih menarik.
"Di bonsai itu gaya keseluruhan gaya berupa keserasian pot dengan akar kayu, ketuaan, juga dinilai. Banyak faktor untuk penilaian," kata dia.
Bonsai, dikatakannya, sering dijuluki tanaman kerdil. Dalam prinsipnya pengerdilan tanaman ditambah seni pemangkasannya. Seni ini pertama kali diperkenalkan di China 1000 tahun lalu kemudian dikembangkan bangsa Jepang.
Dalam merawat bonsai yang berkualitas tinggi juga perlu ketelitian dan kesabaran karena menghabiskan waktu tahunan dengan perawatan dari hari ke hari. Karena begitu sulit pembuatannya, harga tanaman bonsai yang berkualitas tinggi dapat mencapai ratusan juta rupiah.
Selain itu, pembudidaya juga harus memahami ilmu botani, selalu mempelajari karakter tanaman, pemupukan hingga penyiraman. Dengan itu, tanaman nantinya bisa berkembang bagus.
Di Kediri, ada puluhan orang yang mempunyai budi daya tanaman bonsai ini. Koleksi mereka juga beragam. Di Kediri, juga beberapa kali diselenggarakan kontes tanaman bonsai, dengan harapan bisa memupuk semangat para penghobi tanaman untuk belajar bonsai.
"Jadi harus telaten. Karena ini hobi, seni, harus pelajari karakter tanaman, perawatan, pemupukan hingga penyiraman. Jika ingin membuat tanaman bagus, harus dibuat prospeknya," kata dia. (*)
Budi daya bonsai semakin diminati warga Kediri
Kamis, 28 Maret 2019 16:34 WIB
Bonsai ini menarik dan tidak dapat dinilai dengan uang, karena seni.