Tulungagung (ANTARA) - Kerugian yang dialami para petani di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, akibat banjir yang melanda daerah itu sepekan terakhir ditaksir mencapai Rp5 miliar lebih.
Data resmi yang dirilis Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tulungagung, Senin, mencatat estimasi kerugian itu dihitung berdasarkan luasan areal pertanian yang terdampak banjir, baik yang rusak parah, sedang maupun ringan.
"Khusus tanaman padi saja, sawah yang terendam banjir mencapai 1.121 hektare. Belum komoditas tanaman lain," kata Koordinator Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Tulungagung Gatot Rahayu.
Dari total 1.121 hektare tanaman padi yang terdampak banjir itu, seluas 145 hektare di antaranya dipastikan gagal panen alias puso.
Selain itu, masih ada 11 hektare tanaman melon yang juga terdampak banjir (7 hektare puso), 33 hektare tanaman cabai dengan 22 hektare di antaranya gagal panen, 5 hektare tanaman kacang panjang puso semua, dan untuk tanaman bawang merah ada 9 hektare puso dari total 13 hektare yang terdampak banjir.
Dampak banjir di sektor pertanian itu tersebar di 12 dari total 19 kecamatan di Tulungagung.
"Terparah ada di dua kecamatan, yaitu di Campurdarat dan Sumbergempol," katanya.
Rata-rata tanaman padi yang rusak terendam banjir berusia antara 21 hari hingga 50 hari. Tanaman masih muda dan sebagian besar belum keluar bulir, sehingga tidak langsung memicu gagal panen.
"Kalau diestimasi, nilai kerugian akibat banjir di sektor pertanian ini mencapai Rp5 miliaran lebih sedikit. Katakan asumsinya per hektar rata-rata bisa menghasilkan tujuh ton, maka taksiran kerugiannya sekitar Rp5,075 miliar. Sekitar itu," ujarnya.
Untuk membantu meringankan petani, Pemkab Tulungagung akan memberikan bantuan benih kepada petani. Selain itu, pemkab juga akan menyiapkan pompa untuk menyedot air yang hingga kini masih merendam lahan pertanian.
Dari pantauan di lapangan, sejumlah sawah masih tampak terendam air, namun debitnya sudah mengalami penurunan dibanding hari sebelumnya.
"Ini sedang kami siapkan bantuan berupa benih dan mesin pompa untuk menguras air yang masih menggenang (sawah)," katanya. (*)