Surabaya, (Antarnews Jatim) - Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengaku pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2019 akan tetap terjaga, karena didukung pengeluaran belanja infrastruktur pemerintah, peningkatan daya beli rumah tangga, dan pemulihan sektor investasi swasta yang mampu mengimbangi permintaan eksternal yang moderat.
"Tahun ini merupakan tahun yang menarik, dimana keputusan finansial dan berinvestasi akan dipengaruhi nuansa politik mengingat adanya Pemilu yang segera berlangsung," kata Rino dalam seminar ekonomi perbankan di Surabaya, Rabu.
Namun demikian, kata dia, Standard Chartered sebagai bank tertua yang telah beroperasi lebih dari 155 tahun di Indonesia, optimisti pertumbuhan ekonomi nasional akan tetap terjaga didorong oleh fundamental ekonomi yang kuat.
"Dengan melihat peluang dan Iandasan yang kuat tersebut, kami terus mencari solusi untuk dapat memenuhi kebutuhan berinvestasi bagi nasabah melalui produk-produk inovatif bank," kata Rino.
Ia mengatakan, Bank Indonesia juga akan menerapkan kebijakan moneter yang ketat untuk mengantisipasi naiknya suku bunga The Fed Amerika Serikat serta deflsit rekening berjalan yang sedang berlangsung.
"Kami memproyeksikan The Fed akan menaikkan suku bunga satu kali di kuartal ketiga tahun ini sebelum Bl menghentikan siklus pengetatannya. Namun pemerintah juga akan melanjutkan pemberian stimulus fiskal," katanya.
Ia mengatakan, membaiknya sentimen terhadap negara-negara berkembang (Emerging Markets) seperti Indonesia, membuat The Fed tidak terburu-buru dalam menaikkan suku bunga, hal ini merupakan dua faktor yang diharapkan mampu mendorong stabilitas Rupiah.
"Kami memproyeksikan rupiah akan berada di posisi 14.600 di akhir 2019 terhadap Dolar Amerika Serikat," katanya.(*)