Probolinggo (Antaranews Jatim) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jatim Difi A Johansyah mengatakan rampungnya beberapa tol di wilayah setempat akan mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sesuai dengan target, yakni 5,5 persen.
"Target 5,5 persen itu sudah cukup besar, bahkan beberapa pengamat memprediksi bisa mencapai 5,8 persen atau lebih tinggi dibanding nasional," kata Difi kepada wartawan dalam acara Pelatihan Wartawan Ekonomi di Probolinggo.
Difi mengatakan, rampungnya tol membuka peluang ekonomi karena konektivitas antarwilayah akan terjalin, dan mobilitas penduduk sangat mudah dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Di wilayah Jatim, kata dia, banyak sekali potensi yang bisa digali untuk mendorong ekonomi, seperti pariwisata, pertanian dan sejarah.
"Oleh karena itu, BI akan berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi melalui adanya konektivitas tersebut," katanya.
Ia mengatakan, salah satu upaya yang sedang dilakukan BI Jatim adalah membuat pelatihan UMKM di berbagai daerah, sehingga Jatim bisa menjadi lokasi wisata belanja.
"Seperti di wilayah Jember, kami melakukan kepada petani Kopi Kemiren. Kemudian pelatihan pemandu wisata dengan memperkuat bahasa inggris, dan membuat Desa wisata pertanian organik," katanya.
Untuk wisata sejarah, Difi mencontohkan bisa dilakukan di daerah Trowulan, Mojokerto. Artinya, pelatihan terhadap pelaku ekonomi disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing.
"Nantinya orang yang pergi ke Jatim tidak hanya ke gunung, seperti Bromo. Namun bisa juga ke pusat kopi dan coklat, dan ini menjadi daya tarik tersendiri," katanya.
Oleh karena itu, Difi optimistis dengan adanya konektivitas kemudian didorong dengan upaya yang ada, akan membuat pertumbuhan ekonomi Jatim mencapai 5,5 persen, atau naik dibanding tahun 2018 yang mencapai 5,2 persen.(*)