Banyuwangi (Antara) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito mengunjungi sentra kuliner di Pasar Tradisional Sritanjung, Banyuwangi, Sabtu (22/12). Enggartiasto berkeliling meninjau satu per satu stan yang ada, kemudian mengapresiasi pengembangan pasar tradisional yang baru selesai renovasi tahap pertamanya tersebut.
“Ini kreasi luar biasa, dari pasar yang kumuh dibangun jadi seperti ini. Saya kira, hal ini bisa dijadikan percontohan bagi pasar-pasar yang lain. Pasar tradisional dikemas lebih moderen. Kombinasi bangunan yang tetap mengadopsi kearifan lokal, namun dengan penataan yang lebih berkelas,” kata Enggartiasto.
Dia mendukung pasar tradisional di Banyuwangi bisa dikembangkan menjadi bagian dari destinasi wisata. “Seperti pasar Chatuchak di Thailand yang jadi destinasi wisata, kombinasi seperti ini dalam suatu pasar sangat bagus,” kata Enggartiasto.
Di pasar tradisional tersebut, Enggartiasto didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menikmati nasi bungkus dan kopi khas Banyuwangi yang terkenal dengan cita rasanya dan telah diekspor ke berbagai negara.
“Ini adalah bagian dari kampanye cinta produk Indonesia. Coba lihat nasi bungkus ini. Cuma Rp5.000, tapi rasanya mantap betul, lauknya lengkap, sambalnya bikin ketagihan ingin tambah terus,” ujarnya.
“Kopinya juga juara, nikmat banget. Kita harus harus bangga dengan produk kita sendiri,” katanya.
Sentra kuliner pasar tradisional tersebut dilengkapi 23 stan yang nyaman dan menarik layaknya kafe. Bangunannya didesain cantik menggunakan ukiran kayu bermotif khas Banyuwangi. Lantainya pun menggunakan ubin klasik, sehingga kesan heritage-nya semakin kuat. Penataannya pun rapi dan bersih, sehingga kesan pasar tradisional yang semrawut kini hilang berubah menjadi tempat yang nyaman untuk berkumpul dan berwisata.
Di sentra kuliner ini, dijual beragam kuliner khas Banyuwangi mulai dari seperti sego tempong, rujak soto, sego cawuk, nasi bungkus, kopi Banyuwangi, kue cucur dan apem gula merah, serta lepet. Selain itu, juga ada beragam oleh-oleh seperti aneka produk kerajinan bambu, asesoris, dan batik.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, renovasi tahap pertama di Pasar Sritanjung telah usai dilakukan dengan penataan sentra kuliner.
“Setelah ini, dua blok stan di sisi utara akam ditata, termasuk untuk pedagang buah akan kita desain yang bagus biar orang happy belanja buah lokal. Bisa nikmati buah lokal sekaligus berwisata,” ujarnya.
Menurut Anas, pasar tradisional punya potensi kuat didesain sebagai pasar tradisional. Sebab, sejak kecil, hampir semua orang pernah merasakan bertransaksi di pasar.
“Di pasar itu ada pengalaman khas yang susah diceritakan, tapi bisa dirasakan. Berinteraksi dengan pembeli, ya kadang-kadang ada yang cerewet menawar. Itu khas, dan bikin dirindukan. Tinggal desain pasarnya diperbagus, ada etniknya, bisa jadi destinasi yang nyaman,” ujarnya. (*)