Ponorogo, (Antaranews Jatim) - Petani di Desa Ngindeng, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur mengeluhkan banyaknya hama burung emprit perusak tanaman padi yang saat ini berumur antara 70 hingga 80 hari.
Seorang petani Tumini, Jumat, menuturkan sejak sekitar dua minggu terakhir dia sibuk menghalau burung yang merusak tanaman padinya mulai pagi hingga sore. Karena kawanan hama burung dalam jumlah sangat banyak, maka dia sering kewalahan untuk menghalaunya.
“Setiap hari, sejak pagi hingga sore saya menunggu tanaman padi di sawah, agar kerusakan tidak terlalu parah. Biasanya bergantian dengan suami atau cucu saya. Karena bila ditinggal pulang sebentar saja tanpa ada yang menggantikan menunggu tanaman, kawanan burung akan berdatangan,” ucapnya.
Dengan ditunggui setiap hari saja, kata dia, kerusakan tanaman cukup parah. Di atas lahan seluas sekitar dua ribu meter persegi yang biasanya menghasilkan sekitar 1,5 ton gabah, diperkirakan turun 50 persen akibat serangan hama burung.
“Kerusakan akibat hama burung cukup parah. Sehingga kalau misalnya bisa menghasilkan gabah separo dari hasil panen normal, saya kira sudah cukup bagus,” ujarnya.
Tumini menambahkan, selain tanaman padi di sawah yang setiap hari ditunggui dia juga memiliki tanaman padi di atas lahan seluas sekitar 1.400 meter persegi di lokasi lain dengan tingkat kerusakan lebih parah. Bahkan dia memperkirakan gagal panen.
“Kami tidak mampu menghalau burung di dua lokasi sekaligus. Sehingga yang sudah terlalu rusak parah dibiarkan saja, dengan risiko kemungkinan gagal panen, karena buliran padinya hampir habis dimakan burung,” katanya.
Seperti petani lain, Tumini bersama keluarganya telah melakukan berbagai upaya untuk menghalau burung. Antara lain dengan membuat orang-orangan, sobekan plastik yang diikat pada tali sehingga selalu bergerak bila tertiup angin. Selain itu juga meriam karbit dan meriam spiritus yang menghasilkan suara ledakan untuk mengusir burung.(*)
Petani Di Ponorogo Keluhkan Hama Burung
Jumat, 2 Februari 2018 20:52 WIB