Pamekasan (Antara Jatim) - Tokoh lintas agama Banjarmasin mempelajari kerukunan umat beragama di Pamekasan, Jawa Timur karena kota itu dinilai sukses membina kerukunan umat beragama.
"Mereka menilai, nilai-nilai kerukunan umat beragama di Pamekasan sudah tertanam dengan baik dan umat berbeda agama saling menghargai," Wakil Bupati Pamekasan Kholil Asy'ari dalam keterangan persnya yang diterima Antara, Senin malam.
Wabup menyambut langsung kedatangan para tokoh lintas agama yang teragabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Banjarmasin itu di Pendopo Budaya Wakil Bupati Pamekasan, Senin pagi.
Ikut mendampingi Wabup, Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Alwalid, Ketua FKUB Pamekasan KH Muid Husen dan beberapa orang pengurus FKUB Pamekasan.
Wabup menjelaskan, FKUB Banjarmasin tertarik untuk datang secara langsung ke Pamekasan belajar tentang praktik kerukunan umat beragama di Kabupaten Pamekasan, karena menjadi Vihara Avalokitesvara sebagai referensi.
Kelenteng yang terletak di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Madura, Jawa Timur itu dinilai sebagai simbol kerukunan umat beragama karena ada tiga tempat ibadah umat beragama berbeda, tapi mereka hidup secara rukum.
Ketiga tempat ibadah itu masing-masing tempat ibadah umat Budha yakni Vihara, tempat ibadah umat Hindu yakni Pura dan tempat ibadah umat Islam, yakni Mushalla.
Meski berbeda agama, namun mereka hidup dengan rukun, bahkan saling membantu, apabila ada kegiatan keagamaan di antara mereka.
Vihara Avalokitesvara ini, terletak di perkampungan umat Islam, yakni sekitar 17 kilometer ke arah timur Kota Pamekasan.
Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) pada 8 Agustus 2009 mencatat, Vihara Avalokitesvara merupakan kelenteng terunik karena di dalamnya terdapat tiga tempat ibadah umat beragama berbeda, akan tetapi mereka hidup saling rukun dan tak pernah terpengaruh isu Sara yang terjadi di daerah lain.
Selain sebagai pusat ibadah tiga umat berbeda agama, kelenteng yang dikelola oleh Yayasan Vihara Avalokitesvara Pamekasan itu, juga menjadi pusat pengembangan seni budaya tradisional dan wayang kulit berbahasa Madura.
Kelenteng ini juga sering menjadi tempat pertemuan pentas seni budaya dari sejumlah negara di Asia. (*)