"Karena sesuai SOP untuk pemusnahan bahan peledak (obat petasan) diserahkan pada Satuan Brimob Polda Jatim yang ada di Desa/ Kecamatan Tenggarang, Bondowoso. Sehingga tadi ketika pelaksanaan pemusnahan atau disposal memang terjadi getaran-getaran," katanya kepada sejumlah wartawan di Bondowoso, Jawa Timur, Senin sore.
Ia menjelaskan, dari sekitar 160 kilogram obat petasan yang dimusnahkan di Mako Brimob tersebut sudah sesuai SOP, yakni pemusnahannya dilakukan secara bertahap dan tidak diledakkan sekaligus.
Pada hari pertama pemusnahan obat petasan hasil ungkap itu, katanya, baru sekitar 30 kilogram yang diledakkan dan dibagi menjadi dua kali, yakni 15 kilogram dalam satu kali diledakkan.
"Jadi kami perlu tegaskan bahwa itu bukan ledakan bom, tetapi serangkaian pemusnahan barang bukti bahan peledak atau obat petasan hasil ungkap anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Bondowoso," ucapnya.
Sebelumnya, Warga Desa/ Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso digegerkan dengan terjadinya ledakan dahsyat yang berasal dari dalam Markas Komando Kompi 3 Batalyon B Satuan Brigade Mobil.
"Tadi kami kaget sekali saat terjadi ledakan karena keras sekali dan rumah saya sampai bergetar seperti ada gempa bumi. Kalau kejadiannya sekitar pukul 13.00 WIB tadi," kata Jamik, salah seorang warga Desa/ Kecamatan Tenggarang, Kabupaten Bondowoso, di sekitar lokasi kejadian.
Ia menambahkan, ledakan yang terjadi di dalam Mako Brimob Bondowoso itu tidak hanya membuat warga sekitar ketakutan, tetapi akibat ledakan tersebut juga mengakibatkan beberapa rumah sekitar lokasi kejadian kacanya rusak atau pecah. (*)
Video oleh: Novi Husdinariyanto