Kegiatan "berburu" burung ini bukanlah seperti pada umumnya yang menembak burung menggunakan senapan angin, namun komunitas "tomoto" atau komunitas fotografi ini "menembak" menggunakan kamera. Mereka mencari bidikan foto beragam jenis burung blekok di kawasan hutan bakau (mangrove) Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo.
Kampung Blekok yang merupakan "rumah" atau tempat bagi puluhan ribu burung blekok dengan beragam jenis itu, menjadi target pemotretan bagi komunitas fotografi tersebut. Alasannya, mereka dapat membidik foto burung dari berbagai sudut (angle), mulai burung mencari makan di hutan bakau hingga membidik gerombolan burung saat masuk ke hutan bakau pada sore hari.
Selain itu juga, kegiatan "berburu" burung di Kampung Blekok ini juga menjadi kegiatan baru di bulan Ramadhan pada sore hari atau saat ngabuburit. Kegiatan itu diharapkan dapat mengasah kemampuan komunitas fotografi mengambil foto burung blekok atau sejenis burung bangau dari berbagai "angle".
Bintang, salah satu dari komunitas fotografi asal Situbondo sengaja mengajak teman-temannya mengabadikan foto burung blekok di hutan bakau di tepi pantai itu, selain dapat mengetahui jenis-jenis burung blekok di hutan bakau juga juga dapat menyosialisasikan kepada masyarakat setempat untuk tetap menjaga dan melestarikan keberadaan burung liar itu.
"Biasanya kalau selama Ramadhan kami bersama teman-teman 'hunting' ke Kampung Blekok satu kali hingga dua kali dalam seminggu," katanya.
Kampung Blekok ini merupakan salah satu tempat yang saat ini masuk dalam program Pemerintah Kabupaten Situbondo yang dikembangkan menjadi tujuan wisata edukasi tentang konservasi keanekaragaman hayati kawasan hutan bakau sebagai kawasan blekok.
Pemerintah daerah setempat menurut rencana akan membangun jembatan di tepi pantai serta membangun menara pantau, sehingga para wisatawan nantinya dapat menikmati pemadangan blekok di kawasan hutan bakau dari ketinggian (menara). (*)
Video oleh: Novi Husdinariyanto