Pamekasan (Antara Jatim) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pamekasan, Jawa Timur memberikan masukan tentang pengelolaan sepak bola Islami, sebagai upaya untuk menjaga citra Pamekasan sebagai kabupaten yang menerapkan syariat Islam.
"Masukan ini kami sampaikan sebagai tanggung jawab moral MUI kepada umat Islam di Pamekasan," kata Ketua MUI Pamekasan KH Rahwini.
Masukan tentang pengelolaan sepak bola Islami ini disampaikan MUI ke Pemkab Pamekasan, Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel), dan DPRD di ruang peringgitan Pendopo Ringgosukowati Pamekasan, Senin sore.
Sekretaris Daerah (Sekda) Alwi memimpin langsung pertemuan antara Panpel dengan MUI Pamekasan ini.
Dalam pertemuan itu, ulama menyampaikan beberapa masukan. Antara lain agar panitia menyediakan tempat shalat untuk para suporter dan penonton bola.
Hal ini dimaksudkan agar penonton tetap bisa melaksanakan shalat, kendatipun berada di area stadion.
Usulan lainnya, agar penonton dan supporter berpakaian rapi, sesuai dengan kaidah-kaidah dan norma-norma Islam.
"Waktu pertandingan jangan sampai mepet waktu shalat, sehingga para penonton dan supporter bisa melaksanakan ibadah shalat," kata Rahwini.
Sementara panitia pelaksana pertandingan (Panpel) Alwi menjelaskan, sebagian usulan ulama sudah dilakukan, seperti menyediakan tempat shalat di area stadion.
Hanya saja, mushalla yang tersedia di sekitar stadion memang masih terbatas, dan belum sesuai harapan.
Sementara itu, pengelola Madura United FC dari PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq berterima kasih atas masukan yang disampaikan MUI itu.
"Memang masukan dari para ulama ini yang menjadi dasar kami meminta regulator untuk mengubah jadwal pertandingan. Jadi kalau pertandingan malam, kami minta setelah shalat magrib dan kalau sore jam 15.00 WIB sudah mulai," katanya, menjelaskan.
Para ulama, perwakilan organisasi olahraga di Pamekasan ini juga berharap agar pertandingan liga 1 Madura United bisa tetap digelar di Pamekasan.
Berlangsungnya pertandingan liga tersebut tentu uang dapat berputar di Pamekasan dan akan menghidupkan perekonomian masyarakat didaerah tersebut.
"Tolong ini diperhatikan oleh Pemkab Pamekasan, apalagi Madura United bersedia memenuhi semua kekurangan tersebut, sehingga pertandingan tetap di Pamekasan," kata Abd Razak dari Koni Pamekasan yang juga diundang hadir dalam pertemuan itu.
Sebelumnya manajer Madura United FC Haruna Soemitro menyatakan, pihaknya bersedia melengkapi kekurangan stadion Pamekasan itu, apabila kontra kerja pengelolaan sudah disepakati antara pemkab dengan Madura United.(*)
"Masukan ini kami sampaikan sebagai tanggung jawab moral MUI kepada umat Islam di Pamekasan," kata Ketua MUI Pamekasan KH Rahwini.
Masukan tentang pengelolaan sepak bola Islami ini disampaikan MUI ke Pemkab Pamekasan, Panitia Pelaksana Pertandingan (Panpel), dan DPRD di ruang peringgitan Pendopo Ringgosukowati Pamekasan, Senin sore.
Sekretaris Daerah (Sekda) Alwi memimpin langsung pertemuan antara Panpel dengan MUI Pamekasan ini.
Dalam pertemuan itu, ulama menyampaikan beberapa masukan. Antara lain agar panitia menyediakan tempat shalat untuk para suporter dan penonton bola.
Hal ini dimaksudkan agar penonton tetap bisa melaksanakan shalat, kendatipun berada di area stadion.
Usulan lainnya, agar penonton dan supporter berpakaian rapi, sesuai dengan kaidah-kaidah dan norma-norma Islam.
"Waktu pertandingan jangan sampai mepet waktu shalat, sehingga para penonton dan supporter bisa melaksanakan ibadah shalat," kata Rahwini.
Sementara panitia pelaksana pertandingan (Panpel) Alwi menjelaskan, sebagian usulan ulama sudah dilakukan, seperti menyediakan tempat shalat di area stadion.
Hanya saja, mushalla yang tersedia di sekitar stadion memang masih terbatas, dan belum sesuai harapan.
Sementara itu, pengelola Madura United FC dari PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq berterima kasih atas masukan yang disampaikan MUI itu.
"Memang masukan dari para ulama ini yang menjadi dasar kami meminta regulator untuk mengubah jadwal pertandingan. Jadi kalau pertandingan malam, kami minta setelah shalat magrib dan kalau sore jam 15.00 WIB sudah mulai," katanya, menjelaskan.
Para ulama, perwakilan organisasi olahraga di Pamekasan ini juga berharap agar pertandingan liga 1 Madura United bisa tetap digelar di Pamekasan.
Berlangsungnya pertandingan liga tersebut tentu uang dapat berputar di Pamekasan dan akan menghidupkan perekonomian masyarakat didaerah tersebut.
"Tolong ini diperhatikan oleh Pemkab Pamekasan, apalagi Madura United bersedia memenuhi semua kekurangan tersebut, sehingga pertandingan tetap di Pamekasan," kata Abd Razak dari Koni Pamekasan yang juga diundang hadir dalam pertemuan itu.
Sebelumnya manajer Madura United FC Haruna Soemitro menyatakan, pihaknya bersedia melengkapi kekurangan stadion Pamekasan itu, apabila kontra kerja pengelolaan sudah disepakati antara pemkab dengan Madura United.(*)