Kediri (Antara Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri, Jawa Timur, akan membentuk satuan tugas (Satgas) waspada investasi, sebagai upaya edukasi serta pengawasan pada berbagai investasi di masyarakat.
"Kami dari OJK membentuk tim kerja, satgas waspada investasi. Ini dilakukan dalam rangka melakukan koordinasi penanganan pencegahan investasi yang akan merugikan masyarakat memberikan bunga tinggi," kata Bagian Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK Kediri Mulyanto di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, saat ini marak investasi "bodong" atau palsu. Misalnya, mereka memanfaatkan SIUP (surat izin usaha perdagangan), namun mereka ternyata menggunakan untuk menghimpun dana, mengelola dan menyalurkan lagi.
"itu sudah tidak benar. Dengan menghimpu dana, mengelola itu sudah praktik perbankan," katanya.
Ia mengungkapkan, praktik itu sudah pernah terjadi di wilayah OJK Kediri, misalnya yang melibatkan PT Asia Financial Konsultan (AFC) Kediri serta PT Dua Belas Suku (DBS) Blitar.
Mereka memberikan iming-iming pengembalian yang cukup besar, bahkan dalam tempo satu pekan. Misalnya, 30 persen dalam satu pekan ataupun satu bulan. Menurut dia, hal itu dinilai tidak masuk akal. Pengurusnya saat ini sudah ditahan, perusahaan juga ditutup, serta asetnya disita.
Ia meminta, agar masyarakat melakukan cek, apakah perusahaan tersebut di bawah pengawasan OJK atau tidak. Masyarakat pun bisa menghubungi OJK untuk memastikan perusahaan investasi itu.
"Apapun yang menerima 'return' (pengembalian) besar, risikonya tinggi. Untuk itu, kami imbau masyarakat, melakukan edukasi kerjasama dengan BPR. Kami sampaikan, investasi bisa dimana saja, tapi jika yang menawarkan iming-iming besar lihat dulu, jika tidak perlu dihindari" paparnya.
Mulyanto menambahkan, tim ini nantinya akan melibatkan banyak pihak. Sebagai koordinator, akan dilakukan OJK dan melibatkan unsur dari aparat penegak hukum baik polisi, kejaksaan, sampai kementerian agama setempat. Selain itu, tim ini nantinya juga akan melibatkan kepala daerah dan bagian dari komunikasi serta informatika.
Ia berharap, dengan adanya tim ini, nantinya masyarakat akan semakin bijak dalam menginvestasikan uangnya dan tidak tergiur dengan iming-iming besar yang justru menipu. (*)