Kediri (Antara Jatim) - Ratusan mahasiswa Institut Agama Islam Tribakti (IAIT) Kediri, Jawa Timur, mernggelar aksi solidaritas untuk mendesak pemerintah agar memperhatikan nasib petani.
Koordinator aksi Muh Abdurraouf di Kediri, Rabu, mengemukakan nasib petani merupakan ujung tombak dalam pembangunan. Segala bahan pokok dihasilkan oleh petani, namun nasib mereka masih kurang diperhatikan.
"Petani adalah pahlawan bangsa yang menjadi harapan bangsa. Segala bahan pangan dihasilkan dari kerja petani. Pemerintah harus tegas memperhatikan nasib petani," katanya.
Dalam aksi peringatan Hari Tani Nasional, 24 September, di area Monumen Peta Sudanco Supriyadi, Kota Kediri, ia mengatakan nasib petani terabaikan dengan beragam kebijakan pemerintah, terlebih lagi kebijakan impor bahan pokok, padahal Indonesia mempunyai tanah yang subur dengan beragam hasil produksi pertanian.
Dalam aksi peringatan Hari Tani Nasional, 24 September, di area Monumen Peta Sudanco Supriyadi, Kota Kediri, ia mengatakan nasib petani terabaikan dengan beragam kebijakan pemerintah, terlebih lagi kebijakan impor bahan pokok, padahal Indonesia mempunyai tanah yang subur dengan beragam hasil produksi pertanian.
Dalam aksinya, pihaknya menyerukan pemerintah mengkaji ulang rencana impor bahan pokok, sebab merugikan petani. Harga produk pertanian jatuh akibat impor barang tersebut.
"Kami tolak impor, karena merugikan petani. Harga barang menjadi rendah dan ini menyulitkan petani," ujarnya.
Selain itu, mahasiswa juga menyerukan agar reformasi agraria benar-benar memperhatikan petani. Mereka bisa memiliki ladang pertanian sendiri, yang bisa digarap, sehingga hasilnya juga bisa untuk kemakmuran keluarganya. Selama ini, lahan perkebunan banyak digarap segelintir orang saja.
Dalam aksinya, selain orasi mahasiswa juga membawa berbagai macam poster yang isinya tuntutan, di antaranya "Negeri ini butuh petani bukan industri luar negeri", "Laksanakan reformasi agraria sejati di bawah pimpinan kaum tani", dan sejumlah tulisan lainnya.
Massa juga mengadakan aksi teaterikal yang menunjukkan nasib petani saat ini, yang sengsara karena hasil produksi pertanian yang jatuh, terimbas impor barang.
Aksi itu juga dikawal ketat aparat Kepolisian Resor Kediri Kota. Arus lalu lintas di jalur yang berada di kawasan Taman Sekartaji Kota Kediri juga padat merayap. Setelah menyampaikan aksinya, massa lalu membubarkan diri, dan arus lalu lintas kembali lancar. (*)