Nganjuk, (Antara) - Peserta Lawatan Sejarah Nasional (Lasenas) XIV mengunjungi pesanggrahan atau tempat persinggahan Jenderal Soedirman saat melakukan gerilya di Desa Bajulan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis.
Salah seorang peserta yang ditemui di lokasi mengatakan, kunjungan tersebut merupakan kegiatan positif karena secara langsung membuka pemahaman mengenai proses salah satu sejarah besar Indonesia.
"Di sekolah sedikit sekali yang saya tahu tentang sejarah, tidak pernah melihat secara langsung (bukti) sejarah dan tidak kenal tokohnya. Begitu ikut kegiatan Lasenas baru tahu bahwa sejarah kita sangat memukau," tutur Yohanes Sampari Maryen, siswa dari SMA YPK 1 Biak yang menjadi peserta Lasenas XIV.
Menurut penjelasan yang dia berikan, ketidaktahuan tersebut diakibatkan kurangnya akses informasi terkait kesejarahan Indonesia di lokasi tempatnya bersekolah.
"Selama ini kita di sana tidak tahu sejarahnya Pak Soedirman seperti apa, hanya dijelaskan oleh guru atau membaca teks di buku-buku pelajaran saja," ujarnya, menegaskan.
Di pesanggrahan tersebut, para peserta yang terdiri dari siswa/siswi dan pengajar dari seluruh Indonesia juga bisa mengunjungi sejumlah situs sejarah yang masih berada di sekitar lokasi tersebut.
Situs peninggalan Jenderal Soedirman yang berada di Desa Bajulan selain pesanggrahan antara lain tempat diskusi Jenderal Soedirman yang terbuat dari susunan batu, batu besar yang dijadikan tempat sholat, serta pancuran air yang digunakan untuk wudhu.
Dalam kesempatan tersebut, para peserta juga berjumpa dengan saksi sejarah yang terlibat langsung dengan proses gerilya Jenderal Soedirman di Desa Bajulan, yaitu Mbah Jirah yang saat ini sudah berumur 84 tahun.
Dalam Bahasa Jawa beliau menceritakan, saat itu dirinya berusia sekitar 17 tahun saat bertemu rombongan gerilya Jenderal Soedirman, dan waktu itu Mbah Jirah bertugas untuk memasak dan menyiapkan perbekalan atau perlengkapan pasukan sehari-hari.
"Dulu kondisinya sangat sulit, Pak Dirman juga tidak punya uang untuk membekali pasukannya. Dia jual beberapa barang miliknya, lalu uangnya diberikan ke saya untuk membeli makanan bagi anggota pasukan," ujar Mbah Jirah menceritakan pengalaman bersejarahnya tersebut di depan para peserta yang berjumlah sekitar 200 orang itu.(*)
Lasenas Kunjungi Pesanggrahan Jenderal Sordirman di Nganjuk
Kamis, 28 Juli 2016 14:28 WIB