Tuban (Antara Jatim) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprogramkan tiga kabupaten di Indonesia yaitu Tuban di Jawa Timur, Kendal di Jawa Tengah dan Cirebon di Jawa Barat, menjadi kabupaten percontohan sistem penanganan gawat darurat terpadu (SPGDT).
"Tiga kabupaten ini dijadikan model SPGDT karena lokasinya di pantura, dengan tingkat kecelakaan yang tinggi," kata Ketua Umum Ikatan Konsultan Kesehatan Indonesia (Ikessido) Dr.dr.Supriyantoro, di Tuban, Kamis.
Dengan demikian, menurut dia, kalau memang tiga kabupaten model SPGDT dalam praktiknya sudah bisa berjalan dengan baik maka daerah lainnya bisa belajar dalam mengembangkan SPGDT di tiga kabupaten itu.
"Di Tanah Air baru ada sekitar 40 kabupaten yang mengembangkan SPGDT," jelas dia, di sela-sela acara pelatihan dan penguatan SPGDT di Tuban.
Dari Kementerian Kesehatan dr.Budi Silvana menjelaskan pengembangan SPGDT di Tanah Air penting dilakukan karena angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia.
"Kalau Hari Raya Idul Fitri angka kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan korban jiwa, akan meningkat," katanya, menegaskan.
Oleh karena itu, menurut dia juga Supriyanto, tiga kabupaten yang menjadi model percontohan SPGDT ditetapkan di jalur pantura yang rawan kecelakaan lalu lintas pada Hari Raya Idul Fitri.
"Dibutuhkan komitmen bersama berbagai pihak mulai kepolisian, TNI, jajaran pemerintah kabupaten (pemkab), rumah sakit (RS), juga masyarakat agar SPGDT bisa berjalan baik," katanya, menegaskan.
Pada sambutan di acara pelatihan dan penguatan SPGDT di Tuban itu, ia menegaskan program SPGDT ini mengedepankan penanganan korban kecelakaan sebelum masuk rumah sakit (RS). Selain itu, dalam menangani korban harus dilakukan dengan benar agar korban tidak bertambah parah.
"Seperti mobil ambulan harus tersedia untuk keadaan darurat yang bisa dimanfaatkan secara langsung bukan harus menunggu keputusan bupati," ujarnya.
Begitu pula, menurut dia, RS juga wajib menerima pasien korban kecelakaan lalu lintas atau kalau RS setempat tidak mampu menangani maka wajib mencarikan RS lainnya.
Program pelatihan dan penguatan SPGDT yang dibuka Bupati Tuban Fathul Huda diikuti 93 peserta dari berbagai pihak. Program SPGDT itu merupakan kerja sama Kemenkes, Ikessindo dan perhimpunan dokter gawat darurat Indonesia (PKGDI).
"Program SPGDT sudah ada sejak lama, tapi dalam pelaksanaannya tersendat," ucap Supriyanto, menambahkan. (*)