Surabaya (Antara Jatim) - Kelompok Pedagang Sudah Menyelesaikan Pembayaran Stan Pasar Turi (KPSMPSPT) Kota Surabaya meminta keringanan biaya berupa penggratisan "service charge" atau biaya pelayanan selama setahun kepada pengelola Pasar Turi Baru.
Ketua KPSMPSPT Kho Ping, di Surabaya, Kamis, mengatakan tujuan dari permintaan keringanan biaya itu untuk menekan kerugian karena kondisi pasar yang terbakar 8 tahun itu masih sepi.
"Kami menilai permintaan keringanan itu cukup wajar. Selama ini banyak pedagang terpaksa banyak menutup stannya karena pembeli sepi. Di sisi lain, pedagang harus mengeluarkan biaya banyak untuk 'servise charge', dan listrik," katanya.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta pada pengelola Pasar Turi Baru memberikan keringanan pada pedagang. Harapannya kalau ada keringanan, tentu pedagang bernafas lega. "Paling tidak bisa kembali membuka stan," ujarnya.
Menurut dia, saat ini pedagang harus membayar service charge Rp100 ribu per meter. Jika digratiskan selama setahun, lanjut dia, tentu sangat membantu pedagang dalam menekan pengeluaran.
Selain itu, lanjut dia, pedagang juga meminta ada potongan listrik sebanyak 50 persen. Pedagang selama ini harus membayar Rp300 ribu per bulan untuk lisrik dengan kekuatan 125 watt. Selain itu juga memberi keringanan pembayaran kepada pedagang yang akan menambah daya listrik.
"Untuk pemakaian toilet dan parkir bagi pedagang, kami juga meminta digratiskan. Biar pedagang bisa betah berjualan di sana," ujarnya.
Tidak kalah pentingnya adalah pedagang yang mengambil kunci tidak harus membayar Rp6 juta kepada PT Gala Bumi Perkasa (GBP) selaku pengelola. Namun cukup membayar Rp3 juta karena ada potongan 50 persen. Selain itu tidak dikenakan denda dan bunga bagi pedagang yang belum membayar service charge karena tokonya belum dibuka.
"Surat permintaan ini kami tujukan ke Pemkot Surabaya dengan tembusan PT Gala Bumi Perkasa. Harapannya pemkot bisa melakukan negoisasi dengan pengelola. Kan pemkot yang memiliki tanah Pasar Turi Baru," jelasnya.
Kho Ping menjelaskan kondisi pedagang yang masih bertahan dan berjualan di Pasar Turi Baru sekarang ini tinggal 100 pedagang. Padahal sebelumnya ada sekitar 400 pedang yang sudah masuk. Berhubung sepi, sehingga banyak pedagang yang memilih menutup tokonya.
"Saya ini sudah buka hampir 2 tahun. Namun pemasukannya sedikit dan tak seimbang dengan pengeluaran. Jadi setiap bulan harus tekor untuk menutupi pengeluaran," ujarnya.
Menanggapi permintaan pedagang, GM Pasar Turi Baru Tedi Supriyadi mengatakan pihaknya siap menampung semua permintaan pedagang. Tentunya permintaan tersebut akan disampaikan pada managemen untuk dibahas.
"Kami memahami permintaan pedagang. Memang dengan kondisi sekarang ini, Pasar Turi Baru masih sepi sehingga membuat pedagang kerap merugi," katanya.
Ia menambahkan yang pasti, pihaknya akan memberikan kemudahan bagi pedagang yang mau buka. Hanya saja, kemudahan apa saja yang akan didapat pedagang, pihaknya akan mengumumkan saat acara sosialisasi yang akan dilaksanakan pada 18 Februari tentang rencana "grand opening" Pasar Turi Baru pada 18 Maret nanti. (*)
Pedagang Minta Keringanan Biaya Pengelolaan Pasar Turi
Kamis, 11 Februari 2016 17:25 WIB
Kami menilai permintaan keringanan itu cukup wajar. Selama ini banyak pedagang terpaksa banyak menutup stannya karena pembeli sepi