Surabaya, (Antara Jatim) - Waskita Darmo Permai selaku pengembang apartemen "88 Avenue" membidik pasar wilayah Indonesia Timur dengan melakukan beberapa promosi dan juga "road show" ke beberapa kota di wilayah Timur.
Badan Pengawas Kerja Sama Operasional (KSO) Waskita Darmo Permai, Didit Oemar Prihadi, Sabtu, mengatakan, untuk pengembangan bisnis properti saat ini arahnya memang kearah Indonesia Timur.
"Hal itu terbukti dari penjualan kami sebagian sekitar 50 persennya dibeli dari wilayah Indonesia Timur seperti dari Makasar, Tarakan dan juga ada yang berasal dari Atambua," katanya di sela kegiatan groundbreaking Apartemen "88 Avenue" di Surabaya.
Ia mengemukakan, tidak hanya dari wilayah Indonesia Timur, dari total 65 persen hunian yang berhasil dijual sebanyak 10 persen di antaranya dibeli oleh ekspatriat.
"Paling banyak memang berasal dari Jepang, Singapura dan juga dari Korea. Mereka mengaku membeli unit di tempat kami sebagai salah satu kesiapan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA)," katanya.
Perusahaan hasil patungan PT Waskita Karya Realty dan PT Darmo Permai ini akan merampungkan proyek pembangunan tower sampai dengan tahun 2018.
"Nantinya, pada Agustus tahun 2018 sudah ada proses serah terima seperti yang diharapkan," katanya.
Dirinya menyebut, proyek ini bisa menjadi salah satu central bussines district (CBD) di Surabaya. Proyek tersebut akan mulai dibangun pada penghujung 2015. Saat ini, pengembang sudah memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) dan juga perizinan lainnya yang dibutuhkan.
"Proses perizinan memang menjadi salah satu konsentrasi utama kami sebelum kami melakukan 'groundbreaking' pembangunan tower yang ada di lokasi ini," katanya.
Sementara itu, Managing Director KSO Waskita Darmo Permai, Kevin Sanjoto mengatakan, untuk pembangunan delapan blok di tempat tersebut dibutuhkan investasi sebesar Rp5 triliun.
Dia menjelaskan, proyek yang berdiri di atas lahan seluas 34.088 meter persegi ini digarap dalam beberapa tahap, dimana proyek yang terletak di kawasan Surabaya Barat ini akan memiliki delapan menara.
"Kami optimistis proyek ini dapat diserap pasar dengan baik sesuai dengan keinginan kami bisa terjual habis pada tahun 2016 ini," katanya.(*)