Surabaya, (Antara Jatim) - Potensi lahan tebu di Pulau Madura, Jawa Timur mencapai 124.000 hektare, dan saat ini masih tergarap seluas 1.000 hektare oleh PT Perkebunan Nusantara X.
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X, Subiyono, Jumat mengatakan, dalam proses pengembangannya, PTPN X berencana menambah menjadi 1.400 hektare, dan hasil panennya dikirim ke pabrik gula PTPN X Sidoarjo untuk diolah menjadi gula.
"Terdapat potensi lahan seluas 124.000 hektar di Madura yang cocok untuk pengembangan tebu sesuai kajian Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), lahan itu tersebar di empat kabupaten yaitu Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep," kata Subiyono, di Surabaya.
Subiyono mengatakan, dari aspek suhu, kelembaban, tekstur tanah, pH tanah, dan sinar matahari di Madura cukup cocok untuk budi daya tebu.
"Memang ada beberapa wilayah yang mempunyai masalah soal air, tapi itu bisa diatasi dengan pendekatan teknologi, seperti dengan sumur bor yang sebelumnya telah diserahkan oleh Menteri BUMN,” katanya.
Subiyono mengapresiasi sinergi dengan pemerintah daerah di Madura dalam pembuatan sumur bor, sebab telah berhasil dan bisa menjadi solusi di wilayah yang bermasalah soal air.
Subiyono mengatakan, saat ini rata-rata produksi lahan tebu di Pulau Madura baru sekitar 55-60 ton per hektar, karena di sejumlah wilayah masih terkendala pengairan.
"Kita investasikan pembuatan sumur, dan diharapkan produksi bisa ditingkatkan menjadi 80 sampai 100 ton tebu per hektare sebagaimana produktivitas di Pulau Jawa, dan akan terus dikembangkan sumur dalam atau dam agar sumberdaya air bisa lancar ke lahan tebu,” jelasnya.
Sementara itu, Subiyono mengaku ke depan berencana membangun pabrik gula di wilayah Madura, sehingga hasilnya tidak perlu lagi dikirim ke di Sidoarjo, tapi langsung digarap di Madura, dan bisa menciptakan nilai tambah ekonomi bagi daerah.
Ia menjelaskan, pembangunan pabrik bisa mulai digarap jika pengembangan lahan sudah mencapai 5.000 hektare, sebab dengan luasan tersebut, rintisan pabrik gula bisa dibangun dengan kapasitas giling 4.000 ton tebu per hari (TTH) yang bisa dikembangkan ke kapasitas 6.000 TTH.
Sebelumnya, dalam kunjungan Menteri BUMN Rini Soemarno ke Madura, Kamis (14/1) mengaku mendukung penuh pengembangan industri gula di Pulau Madura.
Sebab, Madura bisa menjadi alternatif untuk melakukan perluasan lahan di tengah susahnya ekstensifikasi lahan di Pulau Jawa yang selama ini menjadi sentra industri gula nasional.
Sementara, sebagai dukungan pengembangan industri gula di Madura, Rini juga menyerahkan bantuan sumur bor berkedalaman 120 meter untuk para petani di Desa Gro’om, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan dengan kapasitas air 20-35 liter per detik yang bisa mengairi 50 hektar lahan tebu.(*)