Jombang (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang mengirimkan sekitar 7.200 karung untuk menangani tanggul jebol yang mengakibatkan banjir bandang di sejumlah daerah Kabupaten Jombang.
"Kami kirimkan 4.200 karung dan kami tambah lagi 3.000 karung untuk menutup tanggul yang jebol. Jumlah itu kami perkirakan cukup, tapi jika kurang stok kami masih ada lebih dari 2.000 karung," kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Jombang Gunadi di Jombang, Sabtu.
Ia mengatakan, banjir terjadi di sejumlah desa di empat kecamatan, yaitu Kecamatan Jombang Kota, Tembelang, Perak, serta Bandar Kedungmulyo. Dari empat kecamatan itu, yang paling parah adalah kawasan Jombang Kota, di ataranya Desa Pulo Lor, Sambongdukuh, dan Tambakrejo.
Banjir yang terjadi sejak Jumat (1/1) itu merendam rumah warga, dengan ketinggian sampai dada orang dewasa. Warga yang tinggal di daerah itu harus mengungsi ke tempat lain, karena rumah mereka terendam air.
Gunadi mengatakan banjir itu terjadi karena intensitas hujan yang sangat tinggi. Sungai yang ada di Kabupaten Jombang tidak dapat menampung air hujan sehingga meluber dan menjadi banjir. Bahkan, sejumlah tanggul sungai juga jebol karena tidak mampu menahan derasnya air.
Perbaikan tanggul tidak langsung dilakukan pada Jumat, katanya, sebab air masih deras mengalir. Perbaikan baru dimulai hari Sabtu dengan melibatkan warga dan relawan. Mereka gotong royong dengan mengisi karung yang disiapkan dengan tanah dan ditumpuk di tanggul yang jebol itu.
"Kalau Jumat, air masih deras, jadi untuk perbaikan baru bisa kami lakukan sekarang. Rata-rata jebolnya sampai 6 meter," ujarnya.
Untuk banjir, Gunadi mengatakan saat ini banjir sudah surut terutama di perkampungan warga. Para pengungsi mayoritas juga sudah kembali ke rumah mereka untuk membersihkan rumah. Hanya ada beberapa ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil, masih tinggal di pengungsian.
Karena pengungsi juga sudah kembali ke rumah, saat ini tim dapur umum BPBD Kabupaten Jombang juga menutup sementara aktivitas di dapur umum. Warga maupun relawan mendapatkan bantuan makanan dari dermawan untuk makan mereka.
Walaupun banjir sudah surut, BPBD Kabupaten Jombang belum bisa menghitung kerugian yang terdiri dari materi itu baik rumah ataupun areal persawahan warga. Saat ini, proses penghitungan masih dilakukan oleh tim dari pemerintah kabupaten. (*)