Cape Town, (Antara/Xinhua-OANA) - Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Ahad (13/12) memuji kesepakatan perubahan iklim Paris, yang ia katakan merupakan langkah maju besar dalam membuat semua negara berkomitmen untuk bertindak secara pasti mengenai perubahan iklim.
"Melalui kesepakatanini, harapan telah dipulihkan bagi masa depan yangaman dan makmur, tempat perubahan iklim akan ditangani secara tepat," kata Zuma dalam satu pernyataan yang disiarkan oleh Kepresidenan, Kantor Presiden di Pretoria.
Semua pihak yang menghadiri Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) mensahkan Kesepakatan bersejarah di Paris pada Sabtu (12/12) untuk masa pasca-2020, dan pada saat yang sama meningkatkan kemampuan negara berkembang untuk menyesuaikan diri dengan dampak luas perubahan iklim.
"Keberhasilan di Paris adalah puncak dari Konferensi Perubahan Iklim Durban pada 2011, tempat Semua Pihak ke Konvensi tersebut menyepakati mandat bagi Kesepakatan Paris," kata Zuma, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin siang.
Kesepakatan itu juga dicapai saat Afrika Selatan memimpin Kelompok 77 ditambah Tiongkok, satu kelompok lebih dari 130 negara berkembang yang mewakili lebih dari 80 persen penduduk dunia. Kelompok tersebut terdiri atas kelompok bermacam negara, tapi dipersatukan oleh sasaran melindungi negara yang miskin dan rentan.
Kelompok G77 ditambah Tiongkok lebih bersatu lagi dibanding sebelumnya dalam sejarah dalam perundingan perubahan iklim dan Afrika Selatan berhasil menghimpun kelompok negara berkembang itu, yang membuat perbedaan besar dalam pembangunan keinginan politik yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan mengenai masalah penting tersebut, kata Zuma.
Perubahan iklim menimbulkan ancaman besar pada kemampuan negara berkembang untuk menjamin bahwa rakyat mereka terangkat dari kemiskinan, kata Presiden Afrika Selatan itu.(*)