Surabaya (Antara Jatim) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) waktu tunggu bongkar muat atau "Dwelling Time" Agung Kuswandono melakukan peninjauan Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur.
"Saya ingin menunjukkan kalau pelabuhan di Indonesia ini sudah ada yang menerapkan teknologi modern dan canggih seperti di luar negeri untuk menggurangi 'dwelling time' tersebut," katanya saat meninjau Terminal Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Selasa.
Dari data yang ada, di Terminal Teluk Lamong rata-rata "Dwelling Time" yang berhasil dilakukan adalah 4,77 hari.
"Namun saya yakin, penghitungan 'Dwelling Time' yang dilkaukan tersebut masih kurang tepat, karena prediksi saya waktunya sekitar 3 hari," katanya.
Menurutnya, dengan adanya kecepatan waktu tunggu tersebut maka distribusi barang yang bisa dilakukan juga semakin cepat.
"Kondisi seperti ini tentunya berimplikasi terhadap harga penjualan barang yang dimuat di dalam pengiriman melalui jalur laut tersebut," katanya.
Ia menjelaskan, di Tanjung Priok saat pertama kali satgas ini dibentuk waktu tunggu adalah sekitar 9 hari.
"Jumlah tersebut saat ini turun menjadi 4,5 hari dan kami berharap angka tersebut akan terus turun setelah dilakukan sejumlah manajamen di dalam pelabuhan," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama Terminal Teluk Lamong, Prasetyadi mengatakan kalau terminal Teluk Lamong ini merupakan anak perusahaan dari Pelindo III.
"Sebagian besar peralatan yang digunakan di dalam terminal ini sudah semi otomatis sehingga bisa mempersingkat waktu tunggu di dalam pelabuhan," katanya.(*)
Satgas "Dwelling Time" Tinjau Terminal Teluk Lamong
Selasa, 27 Oktober 2015 18:06 WIB