Surabaya (Antara Jatim) - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan terorisme dan narkoba menjadi ancaman ekonomi Indonesia, sehingga perlu menjadi perhatian serius untuk mengatasinya.
"Ancaman kita hari ini yang paling dekat adalah terorisme, kemudian terberat selanjutnya narkoba, karena tidak ada institusi yang steril terhadap obat terlarang itu," ucap Luhut dalam kuliah umum di Universitas Airlangga, Surabaya, Jumat.
Luhut yang menyampaikan materi kuliah umum dengan judul "Analisis Kondisi Politik dan Perekonomian Dalam Menghadapi Tantangan Global" itu menegaskan pemerintah terus berupaya melakukan pemetaan terkait adanya gejolak terorisme.
"Dunia mengakui bahwa Indonesia unggul dalam melakukan pemetaan atau 'mapping' masalah terorisme, dan kini terus kita lakukan pencegahan dengan kerja sama pesantren," ucap Luhut.
Luhut mengakui, terorisme sangat berbahaya, sebab sasaran perekrutan saat ini ada pada usia muda dengan melakukan propaganda melalui bantuan media sosial.
"Terorisme masalah kita, dan sebagian besar pemuda dipengaruhi atau dipropaganda melalui media sosial, dan dampaknya ke ekonomi." katanya.
Terkait dengan narkoba, mantan duta besar Indonesia untuk Singapura ini mengatakan pemerintah juga sedang berupaya menekan kasus tersebut dengan bertindak tegas terhadap para pengedar.
"Program yang sedang dilakukan pemerintah adalah merehabilitasi pemakai, sedangkan untuk pengedar kita tindak tegas dengan pidana," ucapnya.
Ia menjelaskan, kasus narkoba sudah memasuki semua institusi, dan berdasarkan data tidak ada instansi yang steril terhadap narkoba, karena semua sudah dimasuki.
"Ini adalah masalah bersama, oleh karena itu harus kita hadapi, dan jangan main-main karena sangat berbahaya," katanya.
Terkait dengan kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah, dalam kuliah itu Luhut mengaku sudah mampu sedikit mengerem laju rupiah.
Sehingga, diharapkan dalam dua kartal ke depan sudah ada perkembangan baik dalam ekonomi melalui kebijakan secara bertahap.
"Pelemahan dan perlambatan ekonomi terjadi di semua negara, namun kita harapkan adanya kebijakan ekonomi mampu membuat perkembangan baik," katanya.(*)