Surabaya (Antara) - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menyatakan Idul Adha 1436 H/2015 memang berbeda, karena irtifak (ketinggian hilal) hampir semuanya 0.
"Perbedaan itu terjadi karena irtifak hilal berdasarkan perhitungan ahli hisab mencapai -0,17 hingga 27 derajat," kata Koordinator Rukyatul Hilal PWNU Jatim HM Sholeh Hayat di Surabaya, Minggu.
Menurut Wakil Ketua PWNU Jatim itu, irtifak hilal sebesar itu sesuai dengan kitab/sistem Irsyadul Murid, Tsamaratul Fikr, dan Ad Darrul Aniq.
"Sistem/kitab lainnya menunjukkan irtifak pada 0,03 hingga 36 derajat," katanya.
Kitab yang dimaksud adalah Khulashoh Wafiah, Al Falaqiyah Durusul Falaqiyah, Ephemeuris Hisab-Rukyat, Qowaidul Falaqiyah, dan Bulugh Al Wathor.
Selanjutnya, Tashilul Mistal, Nurul Anwar, Asy Syahru, Ittifaq Dzatil Bain, Newcomb, Matlaussaid, Durrul Matskup, Jean Meeus, dan Haqqiqi
"Untuk dua kitab klasik yakni Sullamun Nayyiren dan Fathurrouf Bil Mannah masih sekitar 2 derajat," katanya.
Oleh karena itu, usia bulan Dzulqo'dah diistikmalkan (digenapkan) menjadi 30 hari, sehingga tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada 15 September 2015.
"Karena itu, 10 Dzulhijjah atau Idul Adha jatuh pada 24 September, sehingga Idul Adha pada tahun ini berbeda, karena sebagian umat Islam merayakan pada 23 September," katanya.
Namun, ia meyakini perbedaan akan melahirkan sikap dewasa dalam kehidupan, karena itu perbedaan perlu disikapi dengan penghormatan kepada pihak lain. (*)