Jember (Antara Jatim) - Sebanyak 150 orang terjaring dalam razia preman yang dilakukan aparat Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur, di sejumlah lokasi.
Kapolres Jember AKBP Sabilul Alif, Minggu, mengatakan polisi telah mengamankan sebanyak 150 orang yang diduga menjadi preman dan keberadaannya meresahkan masyarakat Jember.
"Dari 150 orang yang diamankan dalam razia preman, sebanyak 32 orang di antaranya diproses hukum dan 118 orang dilakukan pembinaan," tuturnya.
Menurut dia, polisi juga mendapatkan barang bukti berupa dua buah senjata tajam, satu buah obeng, 20 botol minuman keras, tujuh botol alkohol dengan kadar 70 persen, uang sebesar Rp770.000, empat lembar karcis palsu, dan empat pluit.
"Mereka yang kedapatan membawa senjata tajam akan diproses lebih lanjut karena pembawa senjata tajam dapat dijerat dengan Pasal 2 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Izin Kepemilikan Senjata Tajam dan diancam hukuman di atas lima tahun," paparnya.
Sejumlah lokasi yang dirazia oleh aparat kepolisian yakni Terminal bus Tawang Alun, stasiun kereta api, pasar-pasar tradisional, pusat perbelanjaan, sekitar "traffic light", parkir liar, terminal angkutan kota, lokasi pangkalan ojek dan angkutan umum.
"Kami akan terus meningkatkan razia preman di beberapa lokasi lain menjelang Lebaran agar masyarakat yang berada di sejumlah titik keramaian bisa berbelanja atau bepergian dengan tenang," ucap mantan Kapolres Bondowoso itu.
Ia menegaskan kegiatan razia premanisme akan terus dilaksanakan sampai situasi dan kondisi wilayah Jember dalam keadaan kondusif selama bulan suci Ramadhan hingga Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriyah.
"Saya juga mengimbau kepada masyarakat baik melalui media dan kendaraan patroli agar selalu waspada dan peka terhadap keadaan situasi dan kondisi lingkungan sekitarnya, guna menekan tingkat kejahatan menjelang Lebaran," katanya.
Kapolres Jember bersama Kabag Ops Polres Jember Kompol Kusen Hidayat dan sejumlah perwira di kepolisian setempat juga melakukan pengecekan ke sejumlah objek vital yang diduga rawan tindak kriminalitas menjelang Lebaran.
"Kami sudah melakukan pengecekan di sejumlah perbankan dan toko emas yang biasanya menjadi sasaran kriminalitas, sehingga kami mengimbau kepada pihak bank dan pemilik toko emas untuk meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.(*)